Joe Biden Meminta Xi Jinping Untuk Menahan Resiko Terburuk Dari Korea Utara
RIAU24.COM - Sesuai laporan, Presiden Amerika Serikat pada hari Senin akan memberi tahu rekannya dari China Xi Jinping untuk menahan "kecenderungan terburuk" Korea Utara dan memperingatkan pemimpin bahwa penumpukan senjata Pyongyang akan mendorong kehadiran militer AS yang "ditingkatkan" di Asia.
Berbicara kepada wartawan, pada hari Sabtu Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan bahwa dalam pertemuan Senin dengan Xi di sela-sela KTT G20, Biden akan mengatakan kepadanya bahwa negaranya memiliki "kepentingan untuk memainkan peran konstruktif dalam menahan kecenderungan terburuk Korea Utara". .
Korea Utara berencana untuk melanjutkan uji coba bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017 dan menurut Reuters, Amerika Serikat khawatir dan yakin China dan Rusia memiliki pengaruh untuk mencegahnya.
zxc1
Selain itu, Biden akan memberi tahu Xi bahwa jika Korea Utara "terus menempuh rute ini", itu hanya akan berarti kehadiran militer dan keamanan Amerika yang lebih kuat di wilayah tersebut.
Pejabat senior AS menyatakan bahwa Biden tidak akan menuntut China, melainkan akan memberikan Xi "perspektifnya". Sullivan berbicara kepada wartawan di atas Air Force One dalam perjalanan ke Kamboja untuk pertemuan regional ASEAN akhir pekan ini, lapor AFP.
Dia menambahkan bahwa ini karena "Korea Utara merupakan ancaman tidak hanya untuk Amerika Serikat, tidak hanya untuk (Korea Selatan) dan Jepang tetapi untuk perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan."
zxc2
"Tentu saja terserah mereka" apakah China ingin memberikan tekanan lebih lanjut pada Korea Utara, tegas Sullivan, penasihat nasional AS. Namun, dia menambahkan bahwa dengan Korea Utara bersiap untuk menguji bom nuklir dalam waktu dekat dan dengan cepat mengembangkan kemampuan misilnya, "situasi operasional menjadi lebih akut saat ini".
Pembatasan internasional yang didorong oleh Amerika Serikat belum mampu menghentikan perluasan persenjataan Korea Utara. Tahun ini, pihaknya melakukan sejumlah tes senjata yang memecahkan rekor, termasuk pengujian rudal balistik antarbenua yang mampu mencapai daratan AS.
Sementara China dan Rusia mendukung sanksi PBB yang lebih keras setelah uji coba nuklir terbaru Korea Utara pada tahun 2017, mereka menolak upaya yang dipimpin AS untuk tindakan lebih lanjut pada Mei atas peluncuran rudal balistik yang dilanjutkan negara itu.
Kedua negara telah dituduh oleh pejabat AS mendukung program rudal dan bom Pyongyang dengan menegakkan sanksi Dewan Keamanan PBB secara tidak benar.
***