Cristiano Ronaldo Beber Keburukan Klub, Terancam Dipecat Dari Manchester United
RIAU24.COM - Wawancara yang dilakukan Piers Morgan dengan Cristiano Ronaldo diyakini oleh Dan Chapman merupakan pelanggaran berat terhadap kontraknya sebagai pemain Manchester United.
Pihak klub bisa saja langsung memecat mega bintangnya tersebut, tetapi kemungkinan besar tidak akan dilakukan karena beberapa alasan yang akan dibahas di artikel ini.
Sampai Selasa (15/11/2022) WIB, wawancara penuh antara Ronaldo dan Morgan belum keluar. Namun di media sosial sudah bertebaran cuplikan wawancara tersebut.
Dalam wawancara itu, Ronaldo banyak ‘menyerang’ pihak-pihak di internal Man United. Erik ten Hag dan Sir Alex Ferguson jadi dua sosok yang secara terang-terangan disebut oleh pemain berusia 37 tahun itu.
Menurut Chapman, seorang pengacara di Leathes Prior, tindakan Ronaldo sudah termasuk dalam memberikan reputasi buruk bagi klub. Man United bisa mengambil langkah tegas.
Langkah tegas yang dilakukan Man United sejauh ini hanya memberikan denda sebesar 1 juta Poundsterling bagi Ronaldo. Jumlahnya memang terlihat besar, tetapi itu hanya setara dengan gaji dua pekannya di Man United.
Sedangkan Chapman merasa pelanggaran kontrak yang dilakukan Ronaldo bisa dihukum dengan lebih berat. Pemecatan menjadi opsi yang masih logis untuk dilakukan.
“Bagi saya sangat mungkin untuk menggolongkan wawancara dan apapun komentar yang dibuatnya sebagai pelanggaran kontrak kerja. Manchester United akan mengambil tindakan disipliner terhadapnya,” kata dia kepada 90min.
“Jika mereka ingin melakukannya, keputusan yang paling serius adalah bahwa kontraknya dapat diakhiri. Itu semua dapat terjadi jika mereka mampu menggolongkan tindakan Ronaldo merupakan pelanggaran berat.”
“Secara teori itu sangat dimungkinkan. Di dalam kontrak pemain pasti sudah dijelaskan apa saja yang termasuk pelanggaran serius dan syarat-syarat lainnya.”
Tidak Mungkin Dipecat
Walaupun ada opsi tersebut, Chapman tak yakin Man United ingin melakukannya. Alasannya karena faktor komersial yang masih bisa didulang dari pemain elit tersebut.
Upaya mendepak sang pemain pun hanya bisa ditempuh dengan cara yang ‘baik-baik’ dalam artian dilakukan seperti biasa saat klub hendak menjual pemainnya.
“Pada kenyataannya, kami jarang melihat klub memecat pemain elit mereka karena pelanggaran berat. Klub seringnya mengambil keputusan yang resikonya rendah karena berkaitan dengan secara komersial. Klub mungkin hanya akan menegosiasikan kepergian pemain secepat mungkin,” jelas dia.
(***)