Tak Lagi Gunakan Anjing, China Latih Tupai untuk Mendeteksi Narkoba
RIAU24.COM - Tupai telah dilatih di China untuk mendeteksi keberadaan narkoba di stasiun kereta api, bandara, gudang, dan pos pemeriksaan perbatasan.
Polisi di kota barat daya Chongqing, lebih dari 1.700 km barat daya ibu kota China, Beijing, mengatakan bahwa mereka telah melatih gelombang pertama enam tupai pelacak di negara itu dalam upaya untuk menemukan pengganti yang lebih layak untuk anjing pelacak.
"Tupai memiliki indera penciuman yang cukup tajam, tetapi kami tidak memiliki tupai pelacak di masa lalu karena kami tidak memiliki teknik yang matang untuk melatih hewan pengerat," kata Yin Jin, seorang pelatih pasukan anjing polisi setempat, kepada platform berita Shangyou News.
Dia mengatakan bahwa pihak berwenang menggunakan sistem pelatihan yang sama yang mereka gunakan untuk melatih anjing pelacak untuk operasi serupa.
Kenapa tupai menggantikan tugas anjing pelacak? Bukankah anjing lebih baik dalam mengendus?
Anjing secara konvensional dianggap lebih baik dalam mengendus daripada hewan lain, bahkan hewan pengerat.
Tetapi hewan pengerat seperti tupai pandai mengendus obat-obatan dan zat terlarang terkait dengan lingkungan kompleks yang penuh dengan paket dan sudut sempit, dan mereka dapat mencapai tempat yang tinggi, yang tidak dapat dilakukan anjing.
Bagaimana tupai memberi tahu bahwa narkoba telah ditemukan?
“Begitu seekor tupai menemukan narkoba yang dicurigai, seekor tupai yang terlatih akan memberi tahu pelatihnya dengan menggaruk suatu benda,” kata juru bicara polisi anti-narkoba China.
Hal ini bukan pertama kalinya pihak berwenang mencoba mencari alternatif untuk anjing pelacak.
Polisi di Belanda pada tahun 2013 melatih tikus untuk mengendus narkoba dan bubuk mesiu dengan tingkat keberhasilan 95 persen.
Pada tahun 1993 di Amerika, Departemen Kehakiman mengadili penggunaan babi berperut buncit untuk mengendus narkotika.
Kampanye anti-narkoba China
China memiliki kebijakan tanpa toleransi terhadap obat-obatan terlarang. Individu yang dihukum karena kejahatan narkoba sering menghadapi hukuman berat, termasuk kematian.
Negara tersebut dilaporkan memiliki hampir 1,5 juta pengguna narkoba pada akhir tahun 2021.
China pada tahun 2021 menyelesaikan lebih dari 54.000 kasus narkoba, menangkap 77.000 tersangka, dan menyita 27 ton narkoba, menurut laporan terbaru tentang upaya anti narkoba yang dikutip oleh surat kabar The Times.
(***)