Suriah Klaim Israel Serang Bandara Aleppo Lewat Rudal Udara
RIAU24.COM - Kementerian pertahanan Suriah mengatakan pada Rabu pagi bahwa serangan udara Israel telah menargetkan bandara Aleppo Suriah.
Serangan itu menyebabkan beberapa kerusakan material pada bandara, tambah pernyataan di Facebook. Militer Israel belum mengatakan apa-apa tentang serangan itu.
Ini adalah serangan kedua di bandara bulan ini, dan yang ketiga dalam enam bulan.
"Sekitar pukul 3.55 (0055 GMT), musuh Israel melakukan serangan udara, menargetkan bandara internasional Aleppo, yang menyebabkan beberapa kerusakan material," kata pernyataan kementerian pertahanan.
"Sejumlah rudal ditembakkan dari Mediterania di sebelah barat kota pesisir Latakia,” tambahnya.
Tidak ada rincian yang diberikan tentang apakah serangan itu menyebabkan korban jiwa.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan target serangan itu menargetkan kompleks bandara dan depot senjata milik pasukan pro-Iran di perimeter bandara.
Pemantau perang yang berbasis di Inggris lebih lanjut menambahkan bahwa depot itu telah hancur total.
Bandara Aleppo sebelumnya ditargetkan pada 7 Maret ketika operasi harus dihentikan selama beberapa hari. Setidaknya tiga orang tewas dalam serangan itu. Bandara ini juga bertindak sebagai pangkalan utama untuk masuknya pasokan bantuan setelah gempa 6 Februari.
Serangan itu menghentikan semua penerbangan bantuan tersebut juga yang kemudian dilanjutkan beberapa hari kemudian.
Lebih dari 80 penerbangan bantuan telah mendarat di Aleppo dengan pasokan bantuan setelah gempa bumi, menurut kementerian transportasi. Israel telah beberapa kali menyerang bandara Aleppo dan Damaskus dalam beberapa tahun terakhir.
Bandara itu telah diserang pada September tahun lalu juga ketika tidak beroperasi selama beberapa hari. Serangan itu menargetkan sebuah gudang yang digunakan oleh milisi yang didukung Iran.
Israel telah menargetkan apa yang digambarkannya sebagai target terkait Iran di Suriah selama beberapa tahun.
Dikatakan bahwa pengaruh Teheran telah tumbuh sejak mulai mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara yang dimulai pada 2011.
(***)