Menu

Perang Ukraina: Kanada Janjikan Dukungan Militer Baru untuk Kyiv dan Berlakukan Sanksi Baru Terhadap Rusia

Amastya 12 Apr 2023, 04:52
PM Ukraina Denys Shmyhal berjabat tangan dengan PM Kanada Justin Trudeau di Toronto /Reuters
PM Ukraina Denys Shmyhal berjabat tangan dengan PM Kanada Justin Trudeau di Toronto /Reuters

RIAU24.COM Kanada pada Selasa (11/4/2023) menjanjikan dukungan militer baru untuk Ukraina yang dilanda perang dan memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia.

Setelah bertemu Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal di Toronto, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengirim 21.000 senapan serbu, 38 senapan mesin, dan 2,4 juta butir amunisi ke Ukraina dan menjatuhkan sanksi pada 14 orang Rusia dan 34 entitas, termasuk keamanan, kantor berita Reuters melaporkan.

"Kami akan terus mendukung Ukraina dengan segala yang dibutuhkan selama diperlukan," kata Trudeau.

Perdana menteri Kanada menambahkan bahwa Ottawa juga menjatuhkan sanksi pada sembilan entitas yang terkait dengan sektor keuangan Belarusia untuk lebih menekan pendukung di Belarus Rusia.

Sejak Januari tahun lalu, Kanada telah memberikan lebih dari C$8 miliar kepada Ukraina dalam bentuk bantuan keuangan, militer, kemanusiaan, dan lainnya, sebulan sebelum invasi Rusia dimulai.

Pada 24 Februari tahun ini, Perdana Menteri Trudeau mengumumkan bahwa pemerintahnya memberikan sanksi tambahan kepada 192 individu dan entitas Rusia.

Sanksi ini menargetkan anggota parlemen Rusia yang mendukung serangan Moskow di Ukraina, termasuk menteri di kabinet Putin, sektor militer dan pertahanan serta anggota keluarga dari individu yang sudah masuk dalam daftar sanksi Kanada

Sementara itu, staf umum Ukraina mengatakan pada hari Selasa bahwa Rusia melanjutkan serangannya di wilayah Donetsk timur di mana beberapa kota besar dan kecil dibombardir.

Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi, komandan pasukan darat Ukraina juga berbicara tentang Bakhmut.

"Musuh beralih ke apa yang disebut taktik bumi hangus dari Suriah. Itu menghancurkan bangunan dan posisi dengan serangan udara dan tembakan artileri," kata Syrskyi lapor Reuters lebih lanjut.

(***)