Kerusuhan Sudan: Prancis Mulai Evakuasi Staf kedutaan dan Warga Negara Eropa
RIAU24.COM - Prancis telah memulai operasi evakuasi cepat warganya dan staf diplomatiknya dari Sudan yang dilanda kekerasan, kata kementerian luar negeri negara itu, Minggu (23/03/2023).
“Itu akan mencakup warga negara Eropa dan mitra sekutu", kata kementerian itu.
Ketika kekerasan berkecamuk di Sudan yang dilanda konflik, Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter negara itu mengatakan pada Minggu pagi para diplomat AS dan keluarga mereka telah dievakuasi dalam koordinasi dengan pasukan AS.
Itu juga mengkonfirmasi koordinasi dengan pasukan AS dalam evakuasi personel kedutaan.
"Komando Pasukan Pendukung Cepat telah berkoordinasi dengan Misi Pasukan AS yang terdiri dari 6 pesawat, untuk mengevakuasi diplomat dan keluarga mereka pada Minggu pagi," kata kelompok paramiliter itu dalam sebuah tweet.
Menurut RSF, misi pasukan AS dengan enam pesawat mengevakuasi pejabat AS dan anggota keluarga mereka.
Seorang sumber yang mengetahui situasi tersebut yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa militer AS telah berhasil melakukan evakuasi. Namun, itu gagal memberikan informasi lain yang terkait dengan evakuasi.
Tidak ada komentar yang segera dibuat oleh Pentagon juga dalam hal ini. Pertempuran bersenjata antara faksi-faksi yang berlawanan sejauh ini telah merenggut ratusan nyawa.
Tentara Sudan mengatakan pada Sabtu, 22 April, bahwa negara-negara tambahan, termasuk Inggris, Prancis, dan China, juga akan mengevakuasi diplomat dan warga negara mereka dari negara yang dilanda kekerasan itu.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan Jumat bahwa pasukan AS ditempatkan di dekat Sudan untuk memastikan keamanan bagi Amerika.
"Kami selalu ingin memastikan bahwa kami melakukan perencanaan yang hati-hati, yang sedang kami lakukan," kata Austin.
"Kami telah mengerahkan beberapa pasukan ke teater untuk memastikan bahwa kami memberikan opsi sebanyak mungkin jika kami dipanggil untuk melakukan sesuatu. Kami belum dipanggil untuk melakukan apa pun," tambahnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, setidaknya 413 orang tewas sejauh ini dalam baku tembak dan 3.551 lainnya luka-luka.
Pengumuman evakuasi personel kedutaan AS datang beberapa jam setelah kementerian luar negeri Arab Saudi mengatakan bahwa sekitar 150 orang diselamatkan dari Sudan dan tiba dengan selamat di Jeddah.
Di antara mereka yang tiba dengan selamat adalah para diplomat dan pejabat dari beberapa negara, termasuk India. Pasukan angkatan laut Arab Saudi mengoordinasikan evakuasi warga sipil ini.
Sesuai kementerian luar negeri Kerajaan, sebanyak 91 dari mereka yang dievakuasi adalah warga negara Saudi dan sekitar 66 warga negara dari 12 negara lainnya.
Selain itu, orang-orang dari Kuwait, Pakistan, Bangladesh, Filipina, Kanada, Qatar, Uni Emirat Arab, Mesir, Tunisia, dan Burkina Faso juga dievakuasi, seperti dilansir Hindustan Times.
Pekan lalu, pertempuran pecah di Sudan antara tentara Abdel Fattah al-Burhan dan Mohamed Hamdan Daglo, mantan wakil dan penantangnya.
Daglo bertanggung jawab atas Rapid Support Forces (RSF), sebuah organisasi paramiliter yang tangguh. Mohamed Hamdan Daglo dan Abdel Fattah al-Burhan merebut kekuasaan melalui kudeta pada 2021.
Menurut AFP, baku tembak berat dari kedua belah pihak berlanjut di sejumlah lokasi di sekitar Khartoum, ibu kota Sudan, menyebabkan ratusan orang tewas dan ribuan lainnya terluka.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan bahwa mereka sangat membutuhkan jeda kemanusiaan agar warga sipil yang terluka dan sakit dapat mencapai rumah sakit.
(***)