Hambali, Otak Bom Bali 2002 yang Pekan Ini akan Disidang di Kamp Guantanamo
"Perannnya sangat besar, dia bukan saja dalang utama, dia yang melakukan eksekusi rencana yang ada, dan dia memberikan dana dari Al-Qaeda sehingga perannya begitu besar, tentu saja dia bersalah," kata Mbai.
"Pada 1997 Hambali mengirim Imam Samudra, Noordin Top, dan Azahari [Husin] ke Filipina untuk menjalani latihan militer. Azahari kemudian melatih begitu banyak teroris lain untuk membuat bom yang digunakan dalam serangan di Indonesia, termasuk pengeboman Hotel Marriot tahun 2003.
"Bulan Desember 2001, Hambali bertemu Azahari, Mukhlas, dan pelaku bom Bali lainnya di Thailand, dan meminta mereka untuk mempersiapkan serangan dengan sasaran negara-negara Barat, kedutaan asing dan tempat-tempat yang banyak didatangi warga asing."
Mbai mengatakan Hambali mengakui bahwa Al Qaeda memberikan dana sebanyak A$52 ribu (sekitar Rp520 juta} yang kemudian disalurkan kepada Mukhlas.
Dia mengatakan Mukhlas juga memberikan $50 ribu dolar kepada saudara laki-lakinya di Pakistan dan $12 ribu kepada Noordin Top dan Azahari.
"Ini bukti yang penting bahwa Hambali tidak saja dalang utama, tapi juga berperan dalam pendanaan dan mengarahkan serangan," kata Mbai.