Gunung Berapi 'El Popo' di Meksiko Muntahkan Gumpalan Asap Tinggi ke Langit
RIAU24.COM - Popocatepetl Meksiko, yang akrab disebut sebagai ‘El Popo’, baru-baru ini meningkatkan aktivitasnya yang berapi-api. Ini adalah salah satu gunung berapi paling aktif di negara itu.
Seperti dilansir kantor berita Reuters, video selang waktu menunjukkan abu dan asap meletus dari gunung berapi pada Kamis (25/5).
Koordinasi Nasional Perlindungan Sipil mengatakan di akun Twitternya bahwa gunung berapi tersebut terus mengeluarkan uap air dan gas dengan kadar abu rendah hingga Kamis.
Beberapa kota menutup sekolah karena abu vulkanik awal pekan ini dan Bandara Internasional Benito Juarez Mexico City harus menghentikan operasi selama lebih dari lima jam pada Sabtu (20 Mei).
Getaran dengan amplitudo rendah dilaporkan dan asap serta abu mencapai ketinggian antara 400 dan 600 m dengan arah selatan-tenggara.
Kantor berita tersebut melaporkan bahwa penduduk di dekat kota yang tertutup abu, Santiago Xalitzintla dan San Nicolas de los Ranchos, di negara bagian Puebla, tetap waspada terhadap aktivitas gunung berapi.
Seperti dikutip, Rene Lopez Xoletl, penduduk San Nicolas de los Ranchos, mengatakan, "Orang-orang takut dengan situasi itu (pelepasan material atau letusan) tetapi pertama-tama, seperti yang telah diberitahukan kepada kami, kami harus tenang dan waspada."
Apa yang kita ketahui tentang Popocatepetl?
Arti dari Popocatepetl adalah ‘Smoking Hill’ dalam bahasa asli Aztec Nahuatl, adalah salah satu gunung berapi yang paling dipantau di dunia. Itu naik sekitar 45 mil tenggara Mexico City dan merupakan rumah bagi sekitar sembilan juta orang (lebih dari 22 juta termasuk wilayah metropolitan).
Juan Manuel Espíndola, seorang peneliti di Institut Geofisika dari Universitas Otonomi Nasional Meksiko (UNAM) menyatakan ledakan aktivitas terbaru tidak jauh berbeda dari yang lain yang terlihat sejak ia terbangun dari tidurnya selama puluhan tahun pada tahun 1994.
Espíndola mengatakan bahwa kejadian serupa terjadi di Popocatepetl pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, tetapi fase saat ini dapat menuju ke arah yang lebih berbahaya.
Para ahli terus memantau aktivitas seismik di sekitar gunung berapi, serta komposisi material dan gas yang dimuntahkannya, untuk mencoba memprediksi kemungkinan letusan besar.
"Gunung berapi memiliki aktivitas yang agak berubah-ubah," kata Espindola.
(***)