Alasan Mesir Tolak Pengungsi Palestina saat Israel-Hamas Perang
RIAU24.COM - Mesir enggan menampung pengungsi Palestina menyusul perang Israel dan Hamas yang masih berkecamuk.
Perang yang pecah sejak 7 Oktober itu menyebabkan ribuan orang tewas dan banyak warga Palestina terpaksa meninggalkan rumahnya. Belum lama ini, Israel juga meminta warga Gaza untuk pindah karena mereka akan melakukan serangan besar-besaran.
Israel juga disebut-sebut akan menginvasi Jalur Gaza. Jika ini terjadi, banyak warga Palestina yang akan mengungsi ke negara tetangga, salah satunya Mesir.
Namun, Mesir menyatakan ogah menerima pengungsi Palestina meski didesak negara Barat. Mereka juga mengambil langkah dengan menutup perbatasan Mesir-Palestina. Mengapa demikian?
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan bahwa memindahkan paksa warga Palestina ke negara tersebut bukan solusi krisis di wilayah tersebut.
Pejabat senior Mesir bahkan mengkritik Barat jika pengungsi Palestina betul-betul dipindahkan ke negara itu.
"Anda ingin kami mengambil satu juta orang? Ya, baiklah. Saya akan mengirim mereka ke Eropa. Anda sangat peduli HAM, maka bawa mereka," kata pejabat itu, dikutip Financial Times.
Bagi Mesir eksodus pengungsi Palestina akan menjadi mimpi buruk negara ini. Mereka memiliki 9 juta pengungsi dari berbagai negara dan khawatir akan membengkak.
Pengamat dari International Crisis Group Michael Wahid Hanna mengatakan ketidakpastian juga berkontribusi Mesir menolak pengungsi. Sejauh ini, tak ada jawaban pasti soal berapa lama dan berapa banyak pengungsi Palestina yang akan ke Mesir.
"Berapa banyak dan berapa lama? Dan bahkan jika itu untuk perlindungan sementara kemanusiaan, setelah serangan Israel mungkin tak ada orang Palestina kembali atau Israel tak mengizinkan mereka kembali," ujar Hanna.
Ia mengatakan pemindahan warga dari Palestina sebelumnya telah menjadi permanen. Pengungsi Palestina di Yordania dan Lebanon menghabiskan lebih dari satu dekade tanpa ada kepastian kembali ke rumah.
Mesir juga khawatir masalah pengungsian tersebut bisa menyeret Mesir ke konflik Israel-Palestina.
Lembaga penelitian di Washington yang fokus ke isu keamanan, Foundation Defense of Democracies, melaporkan masyarakat Mesir meyakini Israel ingin menempatkan warga Palestina ke Semenanjung Sinai sebagai alternatif solusi dua negara.
Selain itu, negara pimpinan Abdul Fattah Al Sisi khawatir jika mereka menampung pengungsi Palestina bisa memicu ancaman keamanan nasional.
Pemerintah Mesir menganggap anggota Hamas dan kelompok teroris Gaza lain bisa menyusup dengan menyamar sebagai pengungsi lalu melancarkan serangan di Mesir.
Kecemasan mereka bukan tanpa sebab. Di masa lalu, Hamas pernah bekerja sama dengan ISIS untuk memindahkan senjata dari Iran dan Libya melalui semenanjung Sinai.