Bukti Israel 'Babi Buta' Serang Gaza Hingga Bunuh Warganya Sendiri 

R24/zura
Bukti Israel 'Babi Buta' Serang Gaza Hingga Bunuh Warganya Sendiri. (detik.com/Tangkapan Layar)
Bukti Israel 'Babi Buta' Serang Gaza Hingga Bunuh Warganya Sendiri. (detik.com/Tangkapan Layar)
<p>RIAU24.COM -Kelompok Hamas mengatakan bahwa hampir 50 sandera Israel yang ditahan di Gaza sejak serangan 7 Oktober telah tewas dalam serangan bom Israel di wilayah itu. 

Hal ini disampaikan saat Tel Aviv terus membombardir wilayah itu dalam memerangi Hamas.

"Brigade (Ezzedine) Al-Qassam memperkirakan jumlah tahanan Zionis yang terbunuh di Jalur Gaza akibat serangan dan pembantaian Zionis telah mencapai hampir 50 orang," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di saluran Telegramnya, Kamis (26/10/2023).

Baca Juga: Mantan Marinir AS Akan Diekstradisi Dari Australia Atas Tuduhan Melatih Pilot Militer Tiongkok Secara Ilegal

Klaim ini sendiri belum dapat terverifikasi. Tercatat, Hamas menculik lebih dari 200 warga Israel dari Negeri Yahudi itu dalam serangannya pada 7 Oktober lalu.

Selain menyandera ratusan warga, serangan itu juga menewaskan 1.400 warga Israel. 

Mayoritas warga yang tewas merupakan warga yang tinggal di wilayah yang dekat dengan Gaza dan pengunjung sebuah festival musik.

Dalam situasi ini, Militer Israel mengatakan bahwa dinamika akan terus berubah, namun upaya memulangkan para sandera adalah prioritas utama.

Sampai saat ini, baru empat orang perempuan telah dibebaskan oleh Hamas setelah melalui mediasi oleh Mesir dan Qatar.

Militer juga menyebut setidaknya setengah dari sandera memiliki paspor asing.

"Kami telah memberi tahu keluarga 224 sandera. Jumlah ini berubah berdasarkan informasi intelijen yang kami peroleh," kata juru bicara militer Daniel Hagari kepada wartawan.

Baca Juga: Jembatan Runtuh Di Brasil, Asam Sulfat Tumpah Ke Sungai Picu Krisis Ekologis

Pada Kamis di Tel Aviv, sebuah organisasi yang mewakili keluarga para sandera memperingatkan bahwa mereka telah mencapai "akhir kesabaran mereka" dan menuntut pertemuan dengan pejabat tinggi pemerintah segera.

"Tak sabar lagi, mulai sekarang kita akan berjuang," kata kelompok itu.

"Kami menuntut kabinet berbicara kepada kami malam ini dan memberitahu kami bagaimana mereka bermaksud untuk membawa mereka kembali hari ini. Kami mengintensifkan perjuangan, kami tidak lagi menunggu untuk dipimpin, kami memimpin perjuangan," kata Meirav Leshem Gonen, ibu dari Romi Gonen yang termasuk di antara para sandera.

(***) 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak