Fakta-fakta RS Indonesia di Gaza, Kini Nyaris Kolaps karena Dibombardir Israel
RIAU24.COM - Rumah Sakit Indonesia (RSI) adalah rumah sakit yang terletak di Jalur Gaza, Palestina. Menjadi simbol solidaritas Indonesia dengan Palestina, pembangunan RSI sepenuhnya didanai oleh donasi masyarakat Indonesia. Kini, RSI krisis akibat serangan Israel.
Sebagai informasi, pembangunan rumah sakit ini dimulai pada 2011 di atas tanah seluas 16.000 meter persegi yang disumbangkan oleh pemerintah Gaza. Dikutip dari laman Wapresri.go.id, proyek ini menghabiskan biaya sekitar Rp 126 milyar yang sepenuhnya didanai oleh donasi dari masyarakat Indonesia.
Rumah sakit ini diresmikan pada tanggal 9 Januari 2016 oleh Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla. Staf rumah sakit ini terdiri dari sekitar 400 orang Palestina dan beberapa sukarelawan dari Indonesia.
Kondisi Terkini RS Indonesia di Gaza
RS Indonesia berada dalam keadaan genting setelah ditimpa serangan yang gencar dilakukan oleh Israel. Namun, para dokternya tetap bertugas meskipun listrik padam dan serangan udara terus berlangsung, dikutip dari Arab News, Minggu (12/11/2023).
Lingkungan sekitar RS Indonesia diserang 11 rudal Israel pada Kamis (9/11). Keterangan tersebut disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit Indonesia, Atef Kahlout. Akibatnya, sebagian bangunan RS Indonesia hancur akibat serangan tersebut.
"Rumah sakit ini sebagian hancur akibat pengeboman," kata Kahlout dikutip dari Aljazeera, Minggu (12/11/2023).
Dalam beberapa minggu terakhir, RS Indonesia pun kewalahan menangani pasien yang membeludak. Selain itu, banyak pasien terluka dan jenazah yang tergeletak di lorong-lorong rumah sakit.
Adapun fasilitas medis ini menampung ribuan warga Palestina yang mengungsi, sebagian besar merupakan anak-anak dan perempuan.
Mengabarkan kondisi terkini RS Indonesia di Gaza, juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Lalu M Iqbal, menyampaikan bahwa bangunan RS Indonesia rusak akibat serangan Israel.
"Sasaran roket adalah daerah Taliza'tar, yang lokasinya sangat dekat RSI, sehingga RSI mengalami sejumlah kerusakan fisik tambahan," ungkap Lalu dalam keterangan tertulis, Jumat (10/11).
Beroperasi dalam Gelap
Israel memutus akses bahan bakar ke Jalur Gaza pada akhir Oktober lalu. Hal ini membuat RS Indonesia yang ada di wilayah utara Jalur Gaza tersebut mengalami pemadaman total setelah generator mati. Bahkan, penerangan yang digunakan untuk merawat pasien hanya menggunakan senter ponsel.
Salah satu relawan MER-C di Gaza, Fikri Rofiul Haq, menyebut bahwa rumah sakit Indonesia di bagian utara Jalur Gaza, Palestina, beroperasional dalam gelap selama berjam-jam sejak Jumat pagi. Hal ini terjadi setelah rumah sakit kehabisan bahan bakar listrik.
Untuk menghemat bahan bakar, pihak RS Indonesia kemudian memutuskan untuk mengatur aliran listrik, termasuk hanya menyalakan pompa air, ruang operasi, perawatan intensif, dan IGD.
"Kamis malam itu kami mendengar dari ketua servis Rumah Sakit Indonesia bahwa Jumat mereka akan mengatur aliran listrik di RS Indonesia, hanya beberapa saja ruangan akan dinyalakan selebihnya akan padam karena untuk menghemat bahan bakar," imbuhnya, dilihat detikcom dari media sosial X (Twitter), Sabtu (11/11).
Fikri menyebut bahwa pihak rumah sakit tengah mencoba menggantikan BBM dengan minyak goreng pada generator kecil untuk menyalakan aliran listrik.
"Saat ini pihak rumah sakit Indonesia sedang mencoba mengganti bahan bakar bbm dengan minyak goreng, namun percobaan ini tidak untuk 2 generator besar yang dimiliki RS Indonesia, tapi pada generator kecil yang beberapa waktu lalu di beli/bawa ke rumah sakit Indonesia," sambungnya lagi.
Kondisi RS Indonesia yang Semakin Kritis
Direktur Medis Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dr Marwan Sultan, mengatakan mayoritas korban yang dirawat adalah perempuan dan anak-anak dengan luka-luka parah yang mengancam nyawa. "Mereka datang dengan luka bakar parah, kehilangan anggota tubuh, cedera yang membahayakan nyawa, dan kami tidak dapat merawat mereka secara efisien karena persediaan bahan bakar yang rendah," jelas dr Marwan Sultan yang dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (11/11/2023).
Kini, RS Indonesia tengah berada di ambang penghentian operasinya. Marwan menjelaskan bahwa rumah sakit tersebut menghadapi situasi kritis, di mana hanya tersisa 16 tempat tidur perawatan intensif dan persediaan bahan bakar yang sangat sedikit. ***