RIAU24.COM - Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat melaporkan kasus penyakit 'zombie' setelah menemukan bangkai rusa yang positif mengidap chronic wasting disease atau CWD. Penyakit akibat virus ini membuat hewan menjadi kebingungan, mengeluarkan air liur, dan tidak terkoordinasi, sehingga tampak bertingkah seperti zombie sebelum akhirnya mati.

Dinas Taman Nasional Yellowstone mengungkapkan ini adalah kasus CWD pertama yang menyerang hewan di taman nasional tersebut. Adapun rusa yang terinfeksi berasal dari daerah Cody, Wyoming, yang ditangkap sebagai bagian dari studi populasi.

"Ini adalah kasus positif pertama yang terdeteksi dan terkonfirmasi di Taman Nasional Yellowstone," ujar Dinas Taman Nasional Yellowstone melalui rilis resminya, dikutip dari CBS News, Senin (20/11/2023).
 
Mereka menambahkan sekalinya CWD menginfeksi hewan, maka tidak ada obat atau upaya efektif untuk mengatasinya. Untuk saat ini, pihak Dinas Taman Nasional Yellowstone hanya bisa memantau dan menginvestigasi keberadaan wabah tersebut di kawasannya.

 
Apa Itu Chronic Wasting Disease?

Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), CWD adalah sejenis penyakit prion yang dapat terjadi pada rusa. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti penurunan berat badan yang drastis, kebingungan, air liur berlebih, telinga turun, serta gejala gangguan saraf lainnya.

Lebih lanjut, hewan yang terinfeksi CWD biasanya baru menunjukkan gejala setelah beberapa tahun. Pada beberapa kasus, hewan yang terkena penyakit tersebut bisa saja mati tanpa menunjukkan gejala yang berarti.

Hingga saat ini, masih belum ada vaksin ataupun penanganan efektif yang bisa mengobati CWD.

Apakah CWD Bisa Menginfeksi Manusia?

Sampai sekarang, masih belum ada temuan kasus CWD pada manusia. Meski begitu, kekhawatiran penyakit ini menular ke manusia tetap ada.

Beberapa studi bahkan menunjukkan CWD dapat menular ke monyet yang mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi, atau ketika melakukan kontak langsung dengan otak atau cairan tubuh hewan tersebut.

"Sejak 1997, WHO telah menegaskan pentingnya menjaga agar agen pembawa penyakit prion tidak masuk dalam rantai makanan manusia," pungkas CDC. ***