Begini Awal Mula Celine Dion Idap Stiff Person Syndrome
RIAU24.COM - Penyanyi legendaris Celine Dion tengah berjuang melawan penyakit stiff person syndrome atau sindrom orang kaku yang diidapnya. Terkait kondisi terkininya, keluarga mengabarkan, Celine Dion kini sudah tak bisa mengontrol ototnya.
"Dia bekerja keras, tapi dia tidak bisa mengendalikan ototnya. Pita suara adalah otot, dan jantung juga merupakan otot," kata saudarinya Claudette Dion.
Claudette tidak merinci otot mana yang dialami adiknya yang saat ini terkena dampak dari kondisi langka itu. Perwakilan Celine Dion tidak menanggapi permintaan komentar. Belum ada informasi resmi mengenai kondisi Dion dari dokter mana pun.
Awal Mula Penyakit Celine Dion
"Sementara ini kami masih belajar tentang kondisi langka ini, kami sekarang tahu inilah (Stiff-Person Syndrome) yang menyebabkan semua kejang yang saya alami," beber Dion di laman Instagramnya pada 8 Desember 2022.
"Sayangnya, kejang ini mempengaruhi setiap aspek kehidupan sehari-hari saya, terkadang menyebabkan kesulitan saat berjalan dan membuat saya tidak bisa menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya," imbuhnya.
Setelah itu Celine Dion juga dikabarkan menjalani serangkaian perawatan untuk memulihkan kondisinya. Sayangnya penyakit stiff person syndrome ini mempengaruhi pita suaranya.
Pada Mei 2023, Celine Dion dikabarkan masih belum cukup kuat untuk manggung karena Stiff-Person Syndrome yang selama ini diidapnya.
"Saya bekerja keras dengan terapis kedokteran olahraga saya setiap hari untuk membangun kembali kekuatan dan kemampuan saya untuk tampil lagi," ujarnya.
Sempat dirumorkan depresi
Namun, hal itu langsung dibantah oleh adiknya, Claudette Dion.
"Saya tahu bahwa secara moral, mental, dia (Celine Dion) kuat. Dia tidak depresi sama sekali. Dia benar-benar menikmati hidupnya dan kami bisa melewati ini," ungkap Claudette di akhir Oktober 2023.
Terkini, setahun setelah dia didiagnosis mengidap stiff person syndrome, penyanyi tersebut tidak dapat lagi mengontrol gerakan tubuh tertentu. Kondisi Celine yang bersifat progresif dan tidak dapat disembuhkan menyebabkan tubuh menyerang sel sarafnya sendiri dan berdampak buruk pada mobilitas.
Tingkat keparahan dan perkembangan penyakit ini bervariasi dari satu orang ke orang lain. Jika tidak ditangani, SPS berpotensi menyebabkan kesulitan berjalan dan berdampak signifikan pada kemampuan seseorang untuk melakukan tugas rutin sehari-hari.
"Ini sering kali dikaitkan dengan kejang otot, yang bisa jadi cukup parah. Hal ini dapat menyebabkan terjatuh, nyeri hebat, dan kecacatan parah," kata Dr. Emile Sami Moukheiber dari Stiff Person Syndrome Center di Johns Hopkins Medicine. ***