Inilah Dampaknya Jika Tubuh Kekurangan Vitamin
RIAU24.COM - Kekurangan vitamin atau defisiensi vitamin adalah kondisi saat asupan vitamin di dalam tubuh tidak tercukupi. Secara umum, kondisi ini dapat menyebabkan seseorang merasa mudah lelah serta mengalami perubahan pada kulit dan rambutnya.
Sementara untuk gejala spesifiknya bisa bervariasi, tergantung dari jenis vitamin yang berada pada level rendah. Pasalnya, masing-masing vitamin memiliki peran yang berbeda dalam tubuh. Dikutip dari Healthline, berikut informasinya.
1. Rambut dan Kuku Rapuh
Berbagai faktor dapat menyebabkan rambut dan kuku rapuh. Salah satunya adalah kekurangan biotin atau vitamin B7. Manfaat vitamin ini dapat mengubah makanan menjadi energi.
Kekurangan biotin atau B7 terbilang jarang terjadi. Namun jika terjadi, pengidap akan mengalami rambut dan kuku yang rapuh, menipit, dan terbelah.
Selain itu, penggunaan antibiotik dan beberapa obat anti-kejang dalam jangka panjang merupakan faktor risiko. Mengonsumsi putih telur mentah juga dapat menyebabkan kekurangan biotin. Itu karena putih telur mentah mengandung avidin, protein yang mengikat biotin dan dapat mengurangi penyerapannya.
Makanan yang kaya akan biotin meliputi telur, jeroan, ikan, daging, susu, kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, brokoli, kembang kol, ubi jalar, ragi, biji-bijian utuh, dan pisang. Orang dewasa dengan rambut atau kuku rapuh dapat mempertimbangkan untuk mencoba suplemen yang menyediakan sekitar 30 mikrogram biotin per hari.
Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memulai mengonsumsi suplemen baru.
2. Sariawan dan Mulut Gampang Pecah-pecah
Lesi di dalam dan sekitar mulut sebagian dapat dikaitkan dengan asupan vitamin atau mineral tertentu yang tidak mencukupi. Misalnya sariawan, seringkali dipicu akibat dari kekurangan zat besi atau vitamin B.
Dalam sebuah penelitian kecil yang dilakukan sebelumnya, sekitar 28 persen pasien dengan sariawan berulang mengalami kekurangan tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), piridoksin (vitamin B6), atau kombinasi vitamin-vitamin tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara sariawan berulang dan kekurangan ketiga vitamin ini.
Cobalah mengonsumsi makanan yang kaya zat besi meliputi unggas, daging, ikan, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan, biji-bijian, dan biji-bijian utuh.
3. Gusi Berdarah
Terkadang teknik menyikat gigi yang kasar menjadi akar penyebab gusi berdarah. Namun, kekurangan vitamin C juga dapat menjadi faktor penyebabnya.
Vitamin C berperan penting dalam penyembuhan luka dan kekebalan tubuh, dan bahkan bertindak sebagai antioksidan, membantu mencegah kerusakan sel.
Tubuh tidak memproduksi vitamin C sendiri, jadi satu-satunya cara untuk mempertahankan kadar vitamin C yang cukup adalah melalui pola makan. Kekurangan vitamin C jarang terjadi pada orang yang mengonsumsi cukup buah dan sayuran segar. Meskipun demikian, banyak orang tidak mengonsumsi cukup buah dan sayuran setiap hari.
Tanda-tanda umum lain dari kekurangan vitamin C meliputi mudah memar, penyembuhan luka yang lambat, kulit kering, yang mungkin bersisik, dan sering mimisan
4. Penglihatan yang Buruk
Pola makan yang rendah nutrisi terkadang dapat menyebabkan masalah penglihatan. Misalnya, asupan vitamin A yang rendah sering dikaitkan dengan kondisi yang dikenal sebagai rabun senja, yang mengurangi kemampuan seseorang untuk melihat dalam cahaya redup atau gelap.
Itu karena vitamin A diperlukan untuk menghasilkan rhodopsin, pigmen yang ditemukan di retina setiap mata yang membantu seseorang melihat di malam hari.
Kekurangan vitamin A jarang terjadi di negara-negara maju. Apabila merasa asupan vitamin A tidak mencukupi, cobalah untuk mengonsumsi lebih banyak makanan kaya vitamin A, seperti jeroan, susu, telur, ikan, sayuran berdaun hijau tua, dan sayuran berwarna kuning-oranye.
5. 'Bercak bersisik' dan Ketombe
Dermatitis seboroik (SB) dan ketombe merupakan bagian dari kelompok gangguan kulit yang sama yang memengaruhi area penghasil minyak di tubuh manusia. Keduanya menyebabkan kulit gatal dan mengelupas. Ketombe sebagian besar terbatas pada kulit kepala, sedangkan dermatitis seboroik juga dapat muncul di wajah, dada bagian atas, ketiak, dan selangkangan.
Kemungkinan gangguan kulit ini paling tinggi terjadi dalam 3 bulan pertama kehidupan, selama masa pubertas, dan di pertengahan masa dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa kedua kondisi ini sangat umum terjadi. Hingga 42 persen bayi dan 50 persen orang dewasa mungkin mengalami ketombe atau dermatitis seboroik pada satu waktu atau lainnya.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan ketombe dan dermatitis seboroik. Salah satunya adalah pola makan yang buruk nutrisi. Kadar riboflavin (vitamin B2) dan piridoksin (vitamin B6) dalam darah yang rendah juga mungkin berperan.
Meskipun hubungan antara pola makan rendah nutrisi dan kondisi kulit ini belum sepenuhnya dipahami, orang dengan ketombe atau dermatitis seboroik perlu mempertimbangkan untuk mengonsumsi lebih banyak nutrisi ini. Adapun makanan yang kaya akan riboflavin dan piridoksin meliputi unggas, daging, ikan, telur, susu, gandum, kacang-kacangan, dan sayuran tertentu. ***