Intan Nabila Alami Kekerasan Bertahun-tahun, Bentuk KDRT Tak Cuma Main Fisik
RIAU24.COM - Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami Selebgram Cut Intan Nabila tengah ramai diperbincangkan. Dalam video yang tersebar di media sosial, Intan terlihat mengalami kekerasan fisik berupa pukulan dari sang suami Armor Toreador, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
Bentuk KDRT berupa pukulan atau kekerasan fisik seperti dialami Cut Intan mungkin kerap ditemukan. Namun di luar itu, ada beberapa bentuk KDRT lainnya yang perlu diketahui.
Dikutip dari laman Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), KDRT atau domestic violence merupakan kekerasan berbasis gender yang terjadi di ranah personal.
Kekerasan ini banyak terjadi dalam hubungan relasi personal, saat pelaku merupakan orang yang dikenal baik dan dekat oleh korban. Misalnya, kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri, ayah terhadap anak, paman terhadap keponakan, hingga kakek terhadap cucu.
"Perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga," demikian bunyi Pasal 1 UU PKDRT mendefinisikan KDRT.
Bentuk-bentuk KDRT
Komite Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (General Recommendation No 19 (1992) CEDAW Committee) menjelaskan bahwa kekerasan berbasis gender yang dimaksud adalah berbagai bentuk kekerasan baik kekerasan fisik, psikis, dan seksual yang terjadi yang berakar pada perbedaan berbasis gender dan jenis kelamin yang sangat kuat di dalam masyarakat.
Sedangkan bentuk-bentuk kekerasan yang tertuang di UU PKDRT meliputi:
Kekerasan fisik (Pasal 6)
Kekerasan psikis (Pasal 7)
Kekerasan seksual (Pasal 8)
Penelantaran rumah tangga (Pasal 9). ***