Sedikitnya 45 Orang Tewas Saat 2 Kapal Migran Tenggelam di Djibouti, Puluhan Orang Masih Hilang
"Kami tetap berkomitmen untuk menemukan orang hilang dan memastikan keselamatan para penyintas," kata badan itu dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosial, dengan gambar kantong jenazah putih.
Setiap tahun, puluhan ribu migran berani melewati Rute Timur dari Tanduk Afrika, berusaha melarikan diri dari konflik, bencana alam, dan prospek ekonomi yang buruk dengan berlayar melintasi Laut Merah menuju Teluk yang kaya minyak.
Banyak yang mencoba menjangkau Arab Saudi dan negara-negara Teluk Arab lainnya di mana mereka dapat menemukan pekerjaan sebagai buruh atau pekerja rumah tangga.
Para migran yang mencapai Yaman sering menghadapi bahaya, karena negara termiskin di Semenanjung Arab telah terperosok dalam perang saudara selama hampir satu dekade.
Dua puluh empat orang tewas pada bulan April di lepas pantai Djibouti ketika sebuah kapal yang membawa setidaknya 77 migran, termasuk anak-anak, terbalik di dekat kota Obock.
Itu adalah kecelakaan maritim fatal kedua dalam dua minggu di lepas pantai Djibouti, menyoroti peningkatan tajam dalam jumlah orang yang kembali dari Yaman ke negara Tanduk Afrika.