PalmCo Bawa Java Coffee Kembali Mendunia
Tidak hanya membawa investasi, Jatmiko meyakini pendekatan budaya kerja baru dan penerapan teknologi informasi seperti pengukuran ulang menggunakan teknologi geospasial, menggiatkan aktivitas digital dalam memangkas birokrasi, dan mempersiapkan data yang dapat ditelusuri, termasuk perampingan organisasi dan berbagai inisiatif lainnya, telah mampu mendorong JCE menjadi lebih produktif dan efisien. Jatmiko juga mengakui bahwa strategi pemasaran yang tepat ke mancanegara turut berdampak signifikan pada laba bersih JCE.
“Selain produksi yang terus meningkat, cash cost JCE juga bagus. Bekerja sama dengan PTPN I, pasar internasional berhasil ditembus dan mendapatkan harga terbaik yang mendekati harga kopi specialty. Sehingga sampai September 2024 ini, capaian laba bersih menyentuh Rp15,37 miliar,” ujar pria yang dinobatkan sebagai Bapak Sawit Plasma Indonesia tersebut.
Dengan posisi finansial itu, sampai akhir tahun nanti, JCE dipercaya akan mampu membukukan net profit mencapai Rp30 miliar atau melebihi ekspektasi rencana 2024. Angka ini sekaligus menjadi laba tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Secara mendetail, di sisi pasar, sejak kerja sama operasi perusahaan di bawah PTPN grup ini dijalankan, sedikitnya 82 persen kopi produksi JCE yang dikelola PalmCo telah terjual ke mancanegara.
Terkini, pada awal Oktober kemarin, kebun PalmCo berhasil mengapalkan 37,2 ton produk Kopi Arabika Specialty unggulan dengan tujuan Amerika Serikat.
Di negeri Paman Sam tersebut, Daarnhouwer Coffee, perusahaan yang berpusat di Amsterdam dan berpengalaman 100 tahun dalam bisnis kopi, membeli 18 ton Arabika Specialty. Sementara Inter American menyerap volume yang sedikit lebih besar, yakni 19,2 ton.