Menu

Tak Disorot Media, Begin Perlawanan 'Ajaib' Pejuang di Utara Gaza yang Hancurkan Ratusan Tank Israel 

Zuratul 14 Nov 2024, 09:15
Tak Disorot Media, Begin Perlawanan 'Ajaib' Pejuang di Utara Gaza yang Hancurkan Ratusan Tank Israel.
Tak Disorot Media, Begin Perlawanan 'Ajaib' Pejuang di Utara Gaza yang Hancurkan Ratusan Tank Israel.

RIAU24.COM -Di tengah pengepungan dan pengeboman brutal Israel, perlawanan pejuang Palestina di utara Jalur Gaza justru makin sengit. 

Hanya dalam waktu 24 jam, Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, melakukan 10 penyergapan dan penyerangan terhadap pasukan pendudukan Israel, sebagian besar di wilayah Jabalia. 

Pengamat militer menyebut bertahannya perlawanan tersebut sebagai keajaiban.

Aljazirah Arabia melansir pada Rabu (13/11/2024), operasi Brigade al-Qassam bervariasi dari menargetkan tank Merkava hingga buldoser militer D-9 dengan alat peledak, rudal tandem, dan rudal Al-Yassin 105. 

Para pejuang juga menembak seorang tentara dan menargetkan pasukan berjalan kaki dengan dua rudal anti-personil, membunuh dan melukai anggotanya. 

Pasukan Israel yang terdiri dari tujuh tentara di dalam sebuah rumah menjadi sasaran peluru antilapis baja "TPG", dan "dihabisi dari jarak nol dengan senapan mesin dan granat tangan" di dekat Masjid Uli Al-Azm di Beit Lahia, utara Gaza. 

Operasi yang juga menonjol adalah penargetan tank Merkava oleh pejuang Qassam dengan rudal Yassin 105. 

Para pejuang kemudian menaiki tank itu, membunuh awaknya, dan menyita senapan mesin. 

Serangan itu terjadi dekat Sekolah Al-Fakhoura, barat kamp Jabalia, menurut apa yang diumumkan brigade melalui Telegram. 

Operasi ini terjadi setelah hampir 40 hari operasi militer Israel di Jalur Gaza utara, di mana pasukan pendudukan mengerahkan Divisi Lapis Baja Israel ke-162, didukung oleh Brigade Lapis Baja ke-460 dan Brigade Givati (pasukan khusus), yang diperkirakan berjumlah 50.000 personel dengan dukungan udara dan artileri yang intensif serta pesawat pengintai modern.

Tidak ada satu hari pun berlalu sejak awal pertempuran tanpa perlawanan Palestina melakukan beberapa serangan.

Pakar militer dan strategis Mayor Jenderal Mohammed Al-Samadi menilai bertahannya perlawanan Palestina dalam menghadapi tentara penjajah meskipun ada perbedaan dalam kemampuan militer merupakan kemenangan taktis yang luar biasa. Al-Samadi menjelaskan, bahwa pertempuran Jabalia terjadi dalam kondisi yang sulit, ketika pejuang Palestina menghadapi brigade lapis baja seperti Brigade 401 dan 460, serta Brigade Givati, yang didukung oleh dukungan udara dan artileri yang intensif serta pesawat pengintai modern.

Dia menambahkan bahwa Jabalia sepenuhnya terkepung dan terpisah dari kota lain di Gaza. Meskipun demikian, perlawanan terus melanjutkan operasinya didukung ketabahan rakyat yang menghadapi kehancuran oleh tentara pendudukan.

Mengomentari taktik militer tentara penjajah, Al-Samadi menjelaskan bahwa mereka mengandalkan metode “bumi hangus” dalam upaya berulang kali untuk menyerang kamp Jabalia. Dia mengatakan bahwa Israel menggunakan semua metodenya selama lebih dari dua pekan pertempuran, namun belum berhasil menuntaskan perlawanan pejuang Palestina.

(***)