Kronologi Pria Kena Kanker Usus Stadium 4 di Usia 28, Keluhkan Gejala Ini
RIAU24.COM - Joe Faratzis, pria di Los Angeles, Amerika Serikat, membagikan kisahnya yang mengidap kanker kolorektal atau usus besar stadium 4. Ia didiagnosis kanker saat berusia 28 tahun. Kisahnya viral di media sosial TikTok.
Joe menceritakan kejadiannya bermula pada 2019. Ia mengalami nyeri perut setiap kali membungkuk. Nyeri yang dirasakan berasal dari perut bagian kanan bawah yang muncul secara berkala, sekali atau dua kali dalam seminggu. Joe pada saat itu tak memusingkannya dan menganggap hanya nyeri perut biasa.
"Rasa nyeri itu mudah diabaikan dan dilupakan," ucapnya dikutip Self.
Meskipun tak mempermasalahkannya, Joe tetap penasaran hingga pergi ke dokter untuk mencari tahu penyebab pasti dari nyeri yang dialami. Pada saat itu, dokter bertanya soal frekuensi buang air besar (BAB) dan menyuruhnya untuk menjalani pemeriksaan CT Scan.
Namun Joe memutuskan untuk tidak menjalani CT Scan lantaran biayanya yang mahal.
"Saya tidak pernah menindaklanjutinya karena saya berasumsi itu tidak perlu dan kemungkinan besar terlalu mahal. Jika saya menjalani CT scan pada tahun 2019, saya mungkin akan terhindar dari banyak masalah," imbuhnya.
Sempat Dikira Ambeien, Takut Periksa Ke Dokter
Sekitar enam bulan setelah mengalami nyeri perut, Joe mengaku sekali atau dua kali seminggu ada bercak darah setelah dirinya BAB. Saat itu jumlah darah yang terlihat tidak terlalu banyak dan tak terjadi setiap hari.
Walhasil, Joe lagi-lagi mengabaikan gejala tersebut. Terlebih, dirinya menganggap gejala itu disebabkan oleh ambeien atau wasir.
Joe juga mengaku 'mager' untuk memeriksakan diri ke dokter. Hal ini dikarenakan dirinya tak ingin menjalani pemeriksaan colok dubur lantaran ia merasa memalukan.
"Jadi saya tidak terlalu khawatir. Saya pikir darah itu disebabkan oleh masalah yang tidak berbahaya," tuturnya lagi.
Gejala Semakin Memburuk
Beberapa bulan kemudian, gejala yang dialami semakin memburuk. Dirinya bahkan mengalami perdarahan hebat dari anusnya setelah kentut. Dari situ Joe memutuskan llangsung pergi ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut.
"Saya pergi ke kamar mandi dan ada sekitar setengah cangkir darah di toilet. Itu tidak menyakitkan, tetapi saya seperti, Astaga-jelas ada masalah di sini. Saya belum pernah kehilangan banyak darah sebelumnya, jadi saya menelepon dokter pribadi saya dan membuat janji temu," katanya.
Joe mengatakan dokter pada saat tidak menemukan adanya benjolan tetapi melihat sedikit darah di rektum bawahnya. Dirinya kemudian dirujuk ke spesialis penyakit dalam untuk pemeriksaan lanjutan.
"Dokter penyakit dalam juga berpikir bahwa mungkin tidak ada yang perlu dikhawatirkan dan menjadwalkan kolonoskopi. Ia mengatakan bahwa tidak mungkin saya memiliki tumor, tetapi itu juga bukan hal yang mustahil, banyak orang muda didiagnosis mengidap kanker usus besar , jadi sangat bagus saya ingin mencari jawaban, katanya kepada saya," tuturnya.
Sebulan kemudian Joe akhirnya memutuskan untuk menjalani kolonoskopi sesuai direkomendasikan dari dokter yang memeriksakan dirinya. Hasilnya, dokter menemukan tumor sangat besar.
Joe mengatakan dokter juga melakukan biopsi untuk menentukan apakah tumor tersebut bersifat ganas atau tidak. "Tiga hari kemudian, dokter saya menelepon: Saya mengidap adenokarsinoma," katanya lagi.
Dokter awalnya mendiagnosis Joe terkena kanker usus besar atau kanker kolorektal stadium II dengan tumor yang terlokasi di usus besarnya. Ia kemudian menjalani kemoterapi, radiasi, dan operasi untuk mengatasi kanker yang bersarang di ususnya itu.
Jalani Perawatan, Termasuk Kemoterapi
Pada awal 2020, Joe memulai kemoterapi oral dengan mengonsumsi obat setiap hari. Dirinya juga menjalani perawatan radiasi lima hari seminggu selama beberapa bulan untuk ukuran tumor sebelum menjalani operasi pengangkatannya. Dengan begitu, dokter bedah tidak perlu memotong terlalu banyak usus besar.
Namun setelah menjalani operasi, kanker yang diidap Joe telah menyebar atau bermetastasis. "Sekarang kanker itu ada di paru-paru dan hati saya. Saya didiagnosis mengidap kanker kolorektal stadium IV," sambungnya.
"Saya bertanya kepada dokter onkologi saya apakah itu berarti saya akan meninggal. Ia meyakinkan saya bahwa itu tidak benar, tetapi kami harus menjaga kesehatan saya," imbuh Joe.
Pria yang kini berusia 34 tahun itu menjalani berbagai perawatan untuk mengatasi kanker tersebut. Dirinya juga menjalani 9 hingga 10 kali operasi untuk menghilangkan lesi pada paru-parunya. Meski begitu, operasi tersebut beberapa kali memicu komplikasi, seperti kolaps saat sedang berjalan.
Setelah menjalani berbagai perawatan, Joe mengatakan kanker yang ada di tubuhnya sudah bersih. Meski begitu dirinya masih rajin ke rumah sakit untuk menjalani pemindaian.
"Sekarang, saya memindai dada, perut, dan panggul saya setiap tiga bulan. Ini adalah siklus pengujian yang tidak pernah berakhir. Saya telah menjalani pemindaian yang bersih selama setahun terakhir-ini adalah rentang waktu terlama yang saya lalui tanpa lesi, yang luar biasa," ucapnya.
"Saya merasa baik-baik saja, saya penuh harapan, dan saya menjalani hidup saya seolah-olah tidak ada masalah. Kadang-kadang saya menyesal mengingat kembali janji temu dokter pertama itu, dan apa yang akan, bisa, dan seharusnya saya lakukan," katanya lagi. ***