Ogah Akui, Israel Kalah Perang dari Hamas: 14 Poin Kemenangan Brigade al-Qassam dalam Gencatan Senjata
RIAU24.COM -Artikel yang berjudul "Untuk Pertama Kalinya, Israel Kalah Perang", merujuk tercapainya kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan dengan Hamas dari gencatan senjta yang diterbitkan The times of Israel.
Dalam artikel tersebut, sang penulis mengatakan, setelah 16 tahun peperangan berturut-turut yang dilakukan Israel dengan dalih mempertahankan diri, superioritas militer Israel (IDF) dan keamanannya, akhirnya menelan kekalahan.
"Situasi peperangan yang dilalui Israel, termasuk kemenangannya dalam perang tahun 1948, 1967, dan 1973, serta hasil imbangnya dengan Hizbullah pada tahun 2006, kini telah berubah," tulis ulasan tersebut.
Perjanjian gencatan baru-baru ini yang dibuat Israel dengan Hamas dianggap sebagai kemenangan bagi Hamas dan kerugian bagi Israel.
Sang penulis mengulas 14 poin kemenangan Hamas dalam perang ini yang berakhir dengan gencatan senjata di Gaza.
Poin-poin kemenangan Hamas ini, mengingat Israel tidak memperoleh keuntungan apa pun dari peperangan paling mematikan dalam sejarah modern selama 15 bulan.
Menurut pendapat David Reiss, ada 14 poin kemenangan Hamas dalam wujud gencatan senjata di Perang Gaza, yaitu:
1. Mengubah opini dunia terhadap Israel.
2. Merundingkan pembebasan ratusan tahanan Palestina, termasuk mereka yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
3. Menggantikan komandan dan milisi petempur yang terbunuh dengan yang baru, merujuk adanya laporan kekuatan militer Hamas yang dibangun kembali menjadi 12.000 tentara.
4. Membuktikan bahwa Israel rela menyerahkan "banyak demi sedikit" dalam berbagai aspek, termasuk dalam hal jumlah sandera.
5. Klaim Hamas bahwa operasi Banjir Al-Aqsa 7 Oktober 2023 memberikan hasil yang menakjubkan, melemahkan Israel secara militer dan keamanan. Serangan ini meruntuhkan klaim pertahanan Israel yang katanya tidak tertembus
6. Hemas menekankan bahwa penyanderaan terhadap warga pendudukan Israel (pemukim Yahudi) adalah strategi yang layak dilakukan bagi perjuangan pembebasan Palestina.
7. Penghancuran sebagian besar Gaza, beriring harapan masuknya dana internasional untuk rekonstruksi, yang secara tidak langsung dapat dimanfaatkan oleh Hamas.
8. Kontrol berkelanjutan Hamas atas Gaza dan kehadiran UNRWA sebagaimana adanya sebelum perang.
9. Menciptakan perpecahan besar antara Israel dan Amerika Serikat.
10. Pembebasan sandera dalam jumlah terbatas pada tahap pertama perjanjian, dengan kemungkinan untuk terus menahan sekitar 30 sandera Israel di Gaza.
11. Israel gagal mencapai tujuan perangnya untuk melenyapkan Hamas sepenuhnya.
12. Membuktikan, melakukan 'kejahatan perang', seperti meluncurkan rudal ke pemukiman Israel (dari sudut pandang penulis dan kata-katanya), mungkin menguntungkan dalam hal perlawanan terhadap pendudukan.
13. Israel menderita kerugian yang signifikan, termasuk kematian lebih dari 400 tentara, peningkatan utang nasional, dan kerusakan perekonomian sebesar 20 persen.
14. Penarikan sementara pasukan Israel dari Gaza.
(***)