Siap-siap! Mobil Listrik Tak Akan Jadi Anak Emas Lagi usai Trump Jadi Presiden
RIAU24.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memastikan tidak akan menganakemaskan mobil listrik. Bahkan Trump memastikan akan mengakhiri era Green New Deal, untuk bisa menyelamatkan industri otomotif Amerika.
Pernyataan keras ini langsung disampaikan dalam pidato kenegaraan Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
"Dengan tindakan saya hari ini, kita akan mengakhiri 'Green New Deal' dan mencabut mandat kendaraan listrik. Menyelamatkan industri otomotif kita dan menepati janji suci saya kepada para pekerja otomotif Amerika yang hebat," ujar Trump penuh semangat.
Sebelumnya Donald Trump juga menyampaikan bahwa Amerika saat ini tengah mengalami darurat energi nasional, untuk itu Amerika akan menghidupkan kilang minyak mereka.
"Krisis inflasi disebabkan oleh pengeluaran yang sangat besar dan kenaikan harga energi. Itulah sebabnya hari ini saya juga akan mengumumkan keadaan darurat energi nasional. Kita akan mengebor sayang, mengebor (menghidupkan kilang minyak mereka)," Trump menambahkan.
Dikutip Reuters, tim transisi presiden terpilih Donald Trump berencana untuk menghentikan keringanan pajak konsumen sebesar USD 7.500 untuk pembelian kendaraan listrik sebagai bagian dari undang-undang reformasi pajak yang lebih luas.
Jika memang benar demikian, hal tersebut dinilai bakal berdampak serius pada transisi kendaraan listrik di AS.
Tesla sebagai produsen mobil listrik terbesar di Amerika Serikat memberikan tanggapannya kepada komite transisi Trump bahwa mereka mendukung diakhirinya subsidi mobil listrik di Amerika Serikat.
Dalam pemberitaan Reuters tersebut juga dijelaskan bahwa CEO Tesla Elon Musk, salah satu pendukung terbesar Trump dan orang terkaya di dunia, mengatakan penghentian subsidi mungkin akan sedikit merugikan penjualan Tesla, tetapi juga akan menjadi bencana bagi pesaing EV-nya di AS, seperti General Motors.
Jika ditarik ke belakang lagi, langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump ini kerap dikaitkan dengan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Bahkan negara adidaya tersebut pernah menolak niat perusahaan asal China, untuk membangun pabrik baterai di negeri Paman Sam tersebut.