Membangun Masa Depan Tanpa Karhutla, Program Desa Bebas Api RAPP Memberdayakan Masyarakat Lokal
RIAU24.COM - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), bagian dari APRIL Group terus memperlihatkan komitmennya untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau. Sejak dimulai pada 2014 silam, Program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program) RAPP telah melibatkan 42 desa di lima kabupaten se-Riau.
Dengan luas area yang mencapai 902.872 hektar, program ini telah memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Sebagai bagian dari penguatan program ini, RAPP belum lama ini mengadakan Coordination Meeting (Rapat Koordinasi) bersama 52 Forest Protection Ranger dari lima kabupaten wilayah operasional perusahaan. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Unigraha, Riau Kompleks, Kabupaten Pelalawan, pada Kamis (12/12/2024).
Salah satu ranger yang ikut pada penguatan ini adalah Ihsan Kusnaidi (40). Kisah Ihsan menjadi ranger yang ikut berjuang untuk menghentikan kebakaran hutan dan lahan yang merusak lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, sangat menginspirasi.
Ihsan yang berasal dari Kelurahan Langgam, Kabupaten Pelalawan, menceritakan bahwa dahulu ia selalu menyaksikan dengan cemas kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi setiap tahun diiringi dampak buruknya terhadap masyarakat.
Mirisnya lagi, salah satu keluarganya menjadi korban dampak kebakaran hutan dan lahan. Anaknya pernah menderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) akibat asap yang ditimbulkan kebakaran.
"Setiap kali musim kebakaran datang, saya cemas, karena anak saya pernah kena ISPA. Itu membuat saya sangat khawatir. Kami harus menghadapi kenyataan bahwa kebakaran bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga kesehatan dan kehidupan kami," ungkapnya.
Perasaan prihatin itu mendorongnya untuk bergabung dengan tim ranger dalam Program Desa Bebas Api. Ia merasa bahwa sebagai bagian dari masyarakat, ia harus berperan aktif dalam upaya pencegahan kebakaran yang selama ini meresahkan.
Kini, sebagai seorang ranger, ia tidak hanya mengawasi lahan dari potensi kebakaran, tetapi juga berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan tindakan tepat saat kebakaran terjadi. Sosialisasi door to door kerap ia lakukan bersama ranger lainnya.
Para ranger juga aktif mengedukasi generasi muda dengan mendatangi sekolah-sekolah di wilayah mereka.
"Ada juga yang namanya 'FFVP goes to school', dimana kami mensosialisasikan terkait bahaya Karhutla kepada generasi muda, juga untuk mencintai hutan dan turut berpartisipasi dalam pencegahan karhutla," sebut Ihsan.
Kini Ihsan telah menjadi ranger selama sepuluh tahun lebih. Ia dan rekan-rekannya terus aktif menjaga hutan demi masa depan yang bebas dari asap dan penyakit akibatnya.
"Saya ingin menghentikan kebakaran hutan yang kerap terjadi setiap tahun. Melalui program ini, saya merasa lebih tenang karena kami bisa bersama-sama melindungi keluarga, lingkungan, dan tanah kami. Sebagai ranger, saya tidak hanya menjaga desa kami, tetapi juga ikut berjuang untuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kami," jelasnya dengan penuh tekad.
Untuk diketahui, Program Desa Bebas Api RAPP terdiri dari tiga tahap yang saling mendukung untuk meningkatkan kemampuan sosial dan ekonomi masyarakat tanpa bergantung pada metode tradisional pembukaan lahan dengan cara dibakar. Tiga tahap tersebut adalah:
1. Desa Peduli Api/Fire Aware Community (FAC)
Pada tahap ini, program fokus pada penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat mengenai dampak kebakaran serta pentingnya mengubah perilaku dalam mengelola lahan. Masyarakat dilibatkan dalam kegiatan yang mendukung pencegahan kebakaran dan pelestarian lingkungan.
2. Desa Bebas Api/Fire Free Village (FFV)
Setelah masyarakat menyadari pentingnya menjaga lingkungan, tahap ini berfokus pada pencapaian kebebasan dari kebakaran dengan memastikan tidak ada lagi aktivitas pembakaran lahan. Masyarakat digalakkan untuk mengadopsi teknik bertani yang lebih ramah lingkungan dan produktif tanpa menggunakan api.
3. Desa Tangguh Api/Fire Resilient Community (FRC)
Tahap terakhir ini bertujuan untuk menjadikan desa-desa tersebut mandiri dalam menjaga kelestarian alam. Di sini, masyarakat diberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kapasitas sosial serta ekonomi, agar mereka dapat hidup sejahtera tanpa bergantung pada pembakaran hutan.
Sejak dimulai pada 2014, lebih satu dekade program ini telah berhasil mencakup 42 desa di lima kabupaten, dan pada tahun 2024 kemarin, tiga desa baru turut bergabung: dua desa di Kabupaten Pelalawan, yaitu Desa Air Hitam dan Lubuk Kembang Bungo, serta satu desa di Kabupaten Kampar, yakni Desa Kuntu. RAPP berharap kolaborasi ini dapat terus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat setempat.
Apresiasi dari Pemerintah
Pada 20 Juni 2024, penandatanganan MoU antara RAPP dan pemerintah daerah setempat dilakukan di Hotel Unigraha, Pangkalan Kerinci, dihadiri oleh Bupati Pelalawan, H. Zukri, dan Pj Bupati Kampar, Hambali. Dalam kesempatan ini, Bupati Zukri memberikan apresiasi kepada program ini yang telah memberikan kontribusi positif terhadap upaya menjaga lingkungan dan mencegah kebakaran.
“Program desa bebas api yang digagas RAPP patut diapresiasi karena ini adalah sebuah niat yang mulia untuk menjaga agar negeri kita bebas dari api,” ujar Bupati Zukri.
Matius Ewanto, Deputi Direktur RAPP, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam mendukung upaya pemerintah mengatasi karhutla.
"Kami berharap kerjasama ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat sekitar," ujarnya.
Masa Depan Tanpa Karhutla
Sang ranger dari Kelurahan Langgam, Ihsan, adalah contoh nyata dari keberhasilan program ini, di mana masyarakat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Program ini telah memberikan harapan baru bagi mereka yang terdampak kebakaran hutan dan lahan, serta menjadi simbol dari upaya kolektif untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. RAPP berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan program ini guna menciptakan masa depan yang lebih aman dan sejahtera tanpa Karhutla.