Gempa Bumi Myanmar: Jumlah Korban Tewas Mendekati 3.000 Jiwa

Hal ini juga bergantung pada kondisi cuaca serta akses terhadap air dan udara.
Menurut para ahli, para korban dapat bertahan hidup selama seminggu atau lebih jika lukanya tidak terlalu parah dan cuaca tidak terlalu panas atau dingin.
Sebagian besar penyelamatan dilakukan dalam waktu 24 jam setelah bencana, karena peluang untuk bertahan hidup semakin berkurang setiap hari setelah itu, imbuh mereka, sebagaimana dikutip AP. Sebagian besar korban terluka parah atau terkubur oleh reruntuhan bangunan.
Ahli geofisika Victor Tsai dari Universitas Brown mengatakan kepada AP bahwa peluang bertahan hidup meningkat jika korban berada di kantong bebas serpihan yang disebut ruang hampa, seperti meja kokoh, yang dapat menjaga mereka tetap aman saat menunggu pertolongan.
Pakar Dr. Joseph Barbera, seorang profesor madya di Universitas George Washington, mencatat bahwa api, asap, atau bahan kimia berbahaya yang terlepas dalam keruntuhan bangunan dapat mengurangi peluang bertahan hidup.
Selain itu, udara untuk bernapas dan air untuk minum juga diperlukan untuk bertahan hidup seiring berjalannya waktu.