Serangan Jantung Bisa Dicegah, Ini Caranya
RIAU24.COM - Serangan jantung merupakan salah satu penyakit banyak mengancam manusia dan sering dianggap sebagai penyebab mati mendadak.
Tapi faktanya, berdasarkan riset Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC), hampir 45 persen pasien yang meninggal tiba-tiba memang diakibatkan serangan jantung. Pasien tua dan muda sama berisikonya meninggal mendadak karena serangan jantung.
Menurut dokter spesialis dokter spesialis bedah thorax kardiovaskuler, dr Maizul Anwar Sp BTKV (K) mengatakan serangan jantung tak harus berakhir meninggal mendadak.
Namun sayangnya, upaya pencegahan ini kerap diremehkan, terutama pada usia produktif yang kesulitan menerapkan pola hidup sehat.
"Kita sering kali meremehkan sensasi tertusuk, tertekan, atau diremas di dada. Padahal, ini adalah gejala adanya sumbatan di jantung. Sensasi ini awalnya memang hilang sendiri namun durasinya makin lama, dan tak kunjung hilang meski sudah minum obat nitrat," ujarnya yang dilansir dari detik.com, Rabu, 16 Januari 2019.
Dia menjelaskan, sensasi sesak semakin seiring akan makin besarnya sumbatan pada pembuluh darah. Penyumbatan adalah plak yang mengakibatkan penebalan pembuluh, sehingga tak punya cukup ruang untuk sirkulasi darah.
Plak tersebut biasanya terdiri dark kolesterol, zat lemak, kalsium, dan zat dalam darah (fibrin). Maka itu, kepada masyarakat yang kerap merasakan sensasi sesak di dada, dr Maizul menyarankan segera berkonsultasi ke dokter.
Sesak yang tidak reda walau sudah istirahat, bisa jadi merupakan gejala penyakit jantung arteri koroner. Penanganan secepatnya menurunkan risiko meninggal mendadak, serta meningkatkan peluang sembuh.