Menu

Obat Kanker Usus Per 1 Maret Tidak Lagi Ditanggung BPJS Kesehatan

TIM BERKAS 34 21 Feb 2019, 19:38
Layanan BPJS Kesehatan
Layanan BPJS Kesehatan

RIAU24.COM -  Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia memutuskan untuk menghilangkan obat kanker usus besar atau kolorektal dari daftar obat yang ditanggung oleh layanan BPJS Kesehatan.

Penghapusan  yang berlaku 1 Maret tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/707/2018 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/659/2017 tentang Formularium Nasional.

Keputusan Kemenkes itu mengacu pada keputusan yang diterbitkan pada 19 Desember 2018, setidaknya ada dua jenis obat kanker yang dihilangkan dari layanan BPJS Kesehatan.

Obat yang pertama adalah bevasizumab yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan kanker.

Obat yang kedua adalah cetuximab yang digunakan untuk pengobatan kanker kolorektal (kanker usus besar).

Untuk jenis obat bevasizumab, dalam keputusan menteri tersebut, sudah tidak masuk dalam formularium nasional obat yang ditanggung BPJS Kesehatan.

Dalam keputusan Kemenkes sebelumnya disebutkan obat tersebut masuk dalam daftar. Obat bevasizumab tersebut masih ditanggung untuk pengobatan kolorektal dengan peresepan maksimal sebanyak 12 kali.

Selain itu, cetuximab dikatakan bahwa tergolong dalam obat baru. Pemberian diberikan dengan peresepan maksimal sebanyak enam siklus atau sampai terjadi terjadi perkembangan atau timbul efek samping yang tidak dapat ditoleransi mana yang terjadi lebih dahulu.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan penetapan obat yang masuk ke dalam formularium nasional tersebut sudah dilakukan dengan cermat dengan mempertimbangkan masukan tim penilai. Dan salah satu pertimbangan penilaiannya adalah dari sisi efektifiras harga dibandingkan dengan manfaat.

"Jadi kami untuk JKN ada penilaian cost effectiveness. Kalau sebuah obat ini terlalu mahal lalu ada obat yang lebih murah, kenapa tidak? Makanya sekarang lebih banyak pakai obat generik, ternyata obat generik manfaatnya sama," jelas Nila di Jakarta yang dikutip dari CNNindonesia.com (21/2).(***)


R24/phi