Legislator Jefri Nilai Konsep Pengembangan Pariwisata Kuansing Tidak Jelas, Ini Alasannya
RIAU24.COM - TELUK KUANTAN - Kabupaten Kuantan Singingi memiliki potensi wisata yang sangat menarik, baik wisata alam, budaya maupun sejarah. Bahkan telah terpilih 7 Top Kepariwisataan Kuansing, yang akan dikembangkan saat ini.
Akan tetapi, Konsep yang diusung Pemkab Kuansing dalam memajukan sektor pariwisata tidak jelas. Padahal potensi sektor pariwisata sangat besar untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
"Jadi kami menilai sangat tidak jelas mau dibawa kemana, fokusnya juga tidak jelas, objek wisata alam, tradisi budaya, religius atau kuliner, tidak tampak arahnya. Terutama program jangka pendeknya, kalau jangka panjang tentu menunggu RIPDA Pariwisata. Artinya membenahi Obyek Wisata saat ini tidak jelas," ungkap Salah seorang Anggota DPRD Kuansing, Jefri Antoni saat bincang-bincang dengan wartawan di Teluk Kuantan.
Saat ini terlihat pengembangan objek wisata seadanya, harusnya Pemkab Fokus membenahi sarana dan prasarana, kalau ingin pariwisata Kuansing maju dan jika ada kendala dan tantangan menjadi tugas OPD terkait mengatasinya.
"Untuk jangka pendek satu-satu dulu dibenahi, jangan semuanya mau dipegang, yang sudah barang tentu tidak akan maksimal. Untuk itu, perlu ditetapkan Objek Wisata mana terlebih dahulu yang harus dibenahi, misalnya Air Terjun Guruh Gemurai atau Air Terjun Batang Koban, atau pun keduanya," paparnya.
Kemudian alokasikan dana semaksimal mungkin, dan jangan tanggung-tanggung, Dewan siap mendukung, karena pariwisata maju mendorong ekonomi daerah dan masyarakat.
"Kita ambil contoh di Sumbar, kalau ada obyek wisata baru mereka membangun tuntas sekaligus, sehingga langsung bisa dijual. Untuk pembangunan objek wisatanya tidak mungkin bertahap, karena menyangkut selera dan kepuasan. Perlu dibangun dengan wah dan kualitas satu, Maka satu-satu dibenahi dulu," ujarnya.
Sebab katanya, Kuansing berhadapan dengan Sumbar, yang pariwisatanya tidak semata terkenal di Indonesia namun sudah ke manca negara."Maka kualitas sarana prasarana objek wisata kita, harus yang berkualitas tinggi lebih dari Sumbar kalau bisa, baik desain, material bangunan dan sarana pendukung, barulah banyak yang akan melirik," terangnya/
Dengan kondisi saat ini, menurutnya bagaimana mungkin menjual obyek wisata Guruh Gemurai ke orang luar. Nantinya dapat menimbulkan kekecewaan menjumpai sarana yang ada.
"Untuk turun saja berbahaya, tangga sudah retak, pegangan tangan sudah banyak yang tanggal dan lapuk. Harusnya dibenahi jalan masuknya dari arah samping, sehingga pengunjung saat tiba bisa melihat air terjun dari bagian tengah atau bawah. Kalau sekarang kan dari atas, sehingga bagi yang biasa melihat air terjun merasa aneh saja melihat dari atas," tandasnya saat meninjau bersama Komisi B DPRD Kuansing beberapa kali ke daerah tersebut.
Sedangkan dananya juga tidak hanya untuk sarana objek wisata semata, namun juga menambah wahana permainan, sehingga banyak alternatif selama di sana buat pengunjung, sehingga tidak membosankan.
"Kalau program jangka pendek matang, saya pikir obyek wisata Guruh Gemurai sudah bagus. Kalau jangka panjang menunggu RIPDA Parwisata tapi kan lama. Karena itu menurut saya gunakan saja DED pengembangan obyek wisata Air Terjun Guruh Gemurai dan Batang Koban, yang sudah pernah dibuat Dinas Pariwisata di masa lalu, harus satu-satu dibenahi sampai tuntas," pungkasnya.(***)
R24/phi