RIAU24.COM -  Bagi sebagian besar kaum perempuan, diet tampaknya sudah menjadi sebuah kebutuhan saat ini. Setidaknya, seorang perempuan pasti pernah melakukan diet meski hanya sekali dalam seumur hidup.

Alasan utama diet, biasanya untuk menurunkan berat badan. Sayangnya, hanya sedikit yang paham bagaimana diet yang tepat dan sehat. Akibatnya, banyak dit yang malah berakhir pada gangguan makan.

Menurut psikolog klinik LightHouse, Tara de Thouars, ada satu hal yang patut dihindari bila ingin diet berjalan dengan sukses. Yakni hindari rasa marah pada diri anda.

Menurutnya, kala seseorang ingin melakukan diet, biasanya diawali karena ingin memenuhi standar cantik di mata masyarakat. Cantik tersebut, biasa didefinsikan harus langsing. Standar ini terus diperkuat media seperti televisi, majalah dan media sosial yang sering kali menunjukkan bahwa cantik adalah seseroang yang berbadan langsing alias kurus.

"Sehingga banyak sekali orang shaming, tubuh dikomentari oleh teman-teman," ujar Tara, dilansir viva, Jumat 1 Maret 2019.

Padahal pada realitanya, tambah Tara, sulit sekali mengikuti standar sosial tersebut. Apalagi, lingkungan masyarakat di Indonesia, cenderung mengarahkan segala kegiatan, yang berakhir dengan acara makan-makan.

Kondisi yang saling bertolak belakang ini, yang kemudian menimbulkan pertentangan dalam diri seseorang. Selain itu, bisa pula muncul konflik terhadap tubuh. Di mana setiap kali berkaca selalu merasa tubuh menjadi gemuk.
        
Kondisi-kondisi seperti ini, yang sering terjadi dan akhirnya membuat seseorang melaksanakan diet dengan niat yang tidak tepat. Diet yang justru memicu kegagalan dan malah berakhir menjadi gangguan makan.

Menurutnya, diet yang didasari oleh kemarahan inilah yang sering memicu gagal diet. Karena itu, faktor yang satu ini harus dihindari. ***