Soal Isu Larangan Azan di Indonesia, Ahli Neurosains Sebut Azan Justru Bikin Otak jadi Tenang
RIAU24.COM - Beberapa hari ini ada kabar tentang isu larangan azan di Indonesia. Padahal, dari sisi neurosains, azan memiliki gelombang tertentu bagi pendengarnya atau orang yang meresapi panggilan tuhan tersebut.
Menurut ahli otak dan neurosains Indonesia, Taruna Ikrar menjelaskan, bukan cuma azan saja yang memiliki dampak bagi pendengarnya, panggilan tuhan dan simbol agama lain juga memberikan efek bagi umat pemeluknya.
"Azan itu bikin tenang, karena ada endorfin yang bekerja, orang dengar ngaji, azan, kebaktian dan lainnya, hati merasa lebih tenang, proses tenang itu bikin lebih stabil, dan menciptakan gelombang gamma di otak," kata Guru Besar di Pacific Health Sciences University, California, Amerika Serikat yang dikutip dari VIVA.co.id, Jumat, 1 Maret 2019.
Taruna menambahkan, orang yang meresapi panggilan tuhan baik azan atau hal lainnya dalam pengukuran magnetic resonance imaging (MRI), menghasilkan gelombang tertentu.
Kata dia lagi, kondisi gelombang pada otak orang yang mendengarkan azan berbeda dengan kondisi otak orang yang dalam kondisi tidak normal.
Tak hanya itu, gelombang di otak pada kondisi orang yang tidak tepat atau disebut exited, akan menunjukkan hal berbeda. Taruna menyontohkan, efek gelombang otak pada orang yang mengalami kejang.
zxc2
"Ada gelombang tapi bukan normal dan itu terjadi karena adanya loncatan listrik dan kedua adanya loncatan neurotransmitter yang tidak tepat. Oleh karena itu orang saat kejang, itu paling kontras terlihat elektro magnetik otaknya," jelasnya.
Beda dengan kondisi gelombang otak orang normal yang relatif stabil dengan orang kejang. Taruna mengatakan, orang yang kejang, otaknya mengalami gelombang otak cepat dan keras, yakni gelombang delta.
"Gelombang itu terjadi ada loncatan listrik yang berlebihan yang tidak terkontrol," tutur Taruna.