Menu

Sindir Partai Nasionalis, PDIP Serang Balik dan Sebut ini Untuk PSI

Muhammad Iqbal 12 Mar 2019, 10:35
Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno
Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno

RIAU24.COM - Pernyataan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) banyak membuat partai yang pro dengan Jokowi menjadi saling serang. Apalagi PSI melontarkan kritik tajam ke sejumlah parpol nasionalis karena dinilai bungkam terkait isu intoleransi di Indonesia.

Salah satu partai pengusung Jokowi, yakni PDIP menganggap jika partai pimpinan Grace Natalie itu kekurangan informasi. "Mungkin partai baru ini kurang informasi. Dalam kasus-kasus tertentu terlihat genit atau lebai," ujat Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno yang dilansir dari detik.com, Selasa, 12 Maret 2019.

Hendrawan memberikan contoh ketika PDIP hadir dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kebangsaan. Dia menganggap PSI hanya mampu berwacana, tetapi minim implementasi di lapangan.

zxc1

"Dalam kasus teror sedekah bumi, tim kami di Yogya, dikoordinir anggota DPR Myesti Wijayati, bekerja dengan komponen kebangsaan lain, melakukan penguatan keberanian perlawanan masyarakat. Terhadap rekomendasi NU terhadap berbagai persoalan kebangsaan, kami tidak hanya memberi apresiasi, tetapi melakukan implemementasi sampai akar rumput," jelasnya.

"Mungkin PSI lebih tertarik gembar-gembor (berwacana) daripada kerja konkret di lapangan. Soal RUU Pesantren dan Pendidikan Agama, masih draf sudah didramatisasi dengan hiperbolisme politik. Mereka tidak tahu bahwa setiap fraksi, komisi, bahkan anggota, berhak mengusulkan RUU. Prosesnya panjang dan berliku. Membuka ruang dialog adalah proses mendewasakan kehidupan bangsa," lamjut dia lagi.

Dia juga menyindir PSI sebagai partai yang hanya berkutat pada persoalan diksi. Sedangkan PDIP, kata Hendrawan, lebih memilih mengimplementasikan ideologi ke dalam kerja-kerja nyata.
zxc2

"PSI pandai berkata-kata dengan diksi dan narasi yang menarik. Sementara kami lebih sibuk menerjemahkan ideologi ke dalam krida dan kerja politik kongkrit, melalui siklus internalisasi, sosialisasi, eksternalisasi, dan kombinasi dari berbagai metode pembumian gagasan," tandas Hendrawan.