7 Kiat Ini Agar Istiqamah Dalam Berhijrah
RIAU24.COM - Tak sedikit seorang yang gagal berhijrah. Mereka tak sabar menghadapi ujian dan tergoda kembali ke kehidupan lamanya. Karena itulah perlu kiat khusus saat memulai kehidupan baru dalam berhijrah. Berikut upaya yang bisa dilakukan agar selalu istiqamah dalam hijrah.
1. Pertahankan Niat Ikhlas
Niat ikhlas di awal hijrah pun harus terus dipertahankan. Seorang yang ikhlas berhijrah di awal, tiba-tiba disodorkan kenikmatan dunia hingga niat pun ternoda. Seorang yang memutuskan berhijab, tiba-tiba menjadi sorotan publik hingga harus mempertahankan hijabnya. Seorang pemuda berhijrah menjadi panutan banyak orang hingga harus mempertahankan image-nya. Demikian tantangan demi tantangan akan terus berdatangan.
Ingatlah selalu bahwa hati manusia sangat mudah berbalik. Karena itu, mohonlah kepada Sang Muqalib Al Qulub agar menetapkan hati di atas agama-Nya, agar niat selalu lurus kepada-Nya.
Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata, “Tidaklah aku berusaha untuk mengobati sesuatu yang lebih berat daripada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak-balik.”
2. Ikhlas Berniat Hijrah
Jika di awal berhijrah hanya mengikuti tren, maka akan sulit mempertahankannya. Pun jika berhijrah hanya karena mengikuti pasangan, maka akan begitu berat menjalaninya. Ikhlaskanlah berhijrah semata-mata hanya karena Allah. Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Maka barang siapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya karena dunia yang ingin ia dapatkan atau mendapatkan wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia inginkan itu.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
3. Mengulang Syahadat
Bukan hanya melantunkannya, namun memaknai syahadat. Sesungguhnya makna syahadat sangatlah dalam. Jika seorang dapat memaknainya dengan benar, meneguhkan hati di atasnya, serta mengamalkannya, maka selamatlah ia di dunia dan akhirat.
Allah berfirman dalam kitabullah, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27).
Untuk memaknai syahadat, hadirilah majelis ilmu, bertanyalah kepada para da’i, bacalah kitab-kitab ulama, dan tempuhlah jalan-jalan lain untuk menuntut ilmu. Sesungguhnya makna syahadat bukan sekedar “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah”. Itu hanyalah terjemah dan bukan makna syahadat yang sangat mendalam dan menyentuh jiwa.
4. Bersahabat dengan Orang Shaleh
Salah satu kunci penting agar istiqamah dalam hijrah ialah memiliki sahabat yang mendukungnya berhijrah. Bukan berarti meninggalkan teman lama, melainkan menambah pertemanan dengan orang-orang baru yang jelas kesalihannya dan baik akhlaknya.
Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (QS. At-Taubah: 119).
Rasulullah juga bersabda, “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Al Bukhari).
Sungguh agama seseorang bergantung agama temannya. Jika agama temannya baik, maka baik pula agamanya. Berlaku pula sebaliknya. Karena itulah amat sangat penting berteman dan bersahabat dengan orang-orang saleh agar hijrah tetap istiqamah.
Tinggalkan kegiatan kumpul-kumpul bersama teman-teman yang melanggar larangan Allah. Sebaliknya, hadirilah kajian Islam bersama sahabat yang saleh.
5. Konsisten Beramal
Di awal hijrah, semangat masih menggebu hingga menjalankan beragam amalan dari yang mudah hingga yang tersulit sekalipun. Namun ingatlah bahwa suatu hari mungkin semangat itu akan mengendur, semangat di awal akan mulai luntur.
Karena itulah Rasulullah bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang terus menerus walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim).
Pertahankan amalan yang telah dilakukan. Bukan memperbanyaknya, melainkan mempertahankannya. Teruslah berusaha agar amalan selalu dikerjakan meskipun sedikit. Suatu saat ketika keimanan dan ilmu meningkat, amalan pula akan bertambah dan sanggup konsisten dengan amalan yang banyak.
6. Berdoa
Berdoalah, karena Allah selalu mengabulkan doa. Sungguh mudah bagi Allah untuk menetapkan hati di atas agama dan membuat seseorang selalu istiqamah dalam berhijrah. Beberapa doa yang bisa dilantunkan di antaranya yang dicontohkan Rasulullah,
“Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbiy ‘alaa diinika (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).” (HR. At Tirmidzi).
Dapat pula melantunkan doa yang ada dalam kitabullah,
“Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wa hab lanaa min-ladunka rahmatan, innaka antal-wahhaab
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8).
7. Membaca dan Mengamalkan Al-Qur’an
Telah banyak ayat yang menyebutkan keutamaan Al-Qur’an sebagai peneguh iman seseorang serta memberikan keistiqamahan kepada pembacanya. Di antaranya Firman Allah, “Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman” (QS. Fushilat: 44).
Allah juga berfirman, “Katakanlah: ‘Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Quran itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’” (QS. An Nahl: 102).
Jika diibaratkan, berhijrah adalah sebuah perjalanan panjang dan Al-Qur’an adalah petanya. Bayangkan jika seseorang menempuh suatu jalan tanpa adanya petunjuk arah menuju tujuan. Jika ia tak tersesat, maka ia akan keluar dari jalur atau memilih berhenti dan kembali.
Sumber: Muslimahdaily