Walah, Pelatih Yoga Ini Terkapar Dihantam Stroke Akibat Yoga
RIAU24.COM - Apa yang dialami seorang pelatih yoga bernama Rebecca Leigh ini, terhitung agak aneh. Ia terkapar dihantam stroke, gara-gara melakukan aktivitas yang sudah menjadi rutinitasnya sendiri, yakni yoga.
Namun belakangan terungkap, apa yang terjadi pada Leigh, karena ia melakukan yoga dengan gaya yang ekstrem. Akibatnya, ia mengalami strok setelah pembuluh darahnya robek akibat melakukan gaya yoga headstand dan handstand.
"Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan mengalami strok pada usia saya, apalagi akibat melakukan yoga," tulis Rebecca di akun instagram pribadinya,
@rebeccaleigh.
Karena itu, Rebecca mengingatkan para pecinta yoga tidak menyalakan gaya berlebihan. Karena, headstand yang dilakukannya setiap hari berujung pada strok.
"Tidak ada pose atau gambar yang sebanding dengan apa yang telah saya alami. Jangan terlalu tergoda untuk melampaui batas kalian. Saya adalah bukti nyata bahwa itu tidak sepadan," kata Rebecca, dilansir good morning America.
Dalam wawancara terbaru dengan media South West News Service (SWNS), Rebecca mengatakan mengalami migrain dan sakit pada leher. Namun, lanjut dia, sakit yang dirasakan berbeda dengan sakit pada leher biasanya.
"Mengerikan, rasanya seperti tirai turun di sekelilingku. Murid-muridku nampak berukuran berbeda. Aku tahu ada sesuatu yang sangat berbeda," terangnya.
Sementara itu, kepala koresponden medis ABC News, Dr Jennifer Ashton mengatakan, pada dasarnya ada dua jenis strok. Pertama strok yang disebabkan oleh pendarahan. Kemudian, strok yang disebabkan oleh gumpalan atau pembuluh darah yang tersumbat.
Laporan kasus strok yang disebabkan oleh pendarahan terjadi karena kepala dalam posisi ekstrem (seperti tenggelam di salon rambut atau selama terapi Chiropractic).
"Ada juga (akibat) pembekuan darah pada arteri besar di leher karena melakukan posisi yang sama," terangnya.
Dia menganjurkan, pelaku yoga lebih baik menghindari risiko sekecil apapun dari pada melakukan hal kecil tapi berisiko cidera atau bahkan strok.
"Pahamilah, meskipun risiko itu kecil, lebih baik tidak mengambil risiko sama sekali," ungkapnya, dilansir republika. ***