Iran Nyatakan Siap Perang Usai Tembak Jatuh Drone Mata-mata AS
RIAU24.COM - Usai insiden penembakan drone mata-mata Amerika Serikat oleh Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menyatakan siap perang dengan Washington. Sebelummya Militer Iran merilis video penembakan rudal yang menjatuhkan pesawat nirawak atau drone mata-mata militer Amerika Serikat (AS) yang terjadi pada hari Kamis.
Komandan IRGC Iran Mayor Jenderal Hossein Salami dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi pemerintah setempat mengatakan Teheran siap untuk perang.
"Kami tidak memiliki niat untuk berperang dengan negara mana pun, tetapi kami sepenuhnya siap untuk perang," kata Jenderal Salami.
Militer AS sebelumnya menyangkal bahwa drone-nya ditembak jatuh akhirnya mengonfirmasi bahwa rudal Teheran memang menjatuhkan pesawat nirawaknya.
"Ini adalah serangan tidak beralasan terhadap aset pengawasan AS di wilayah udara internasional," kata Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat (CENTCOM) AS, seperti dikutip Sindonews mengutip news.com.au,Jumat 21 Juni 2019.
"Tidak ada pesawat tanpa awak di wilayah Iran," imbuh dia.
Dia mengonfirmasi pesawat tak berawak itu adalah RQ-4A Global Hawk dan memberikan misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian real-time atas wilayah laut dan pesisir yang luas.
Presiden AS Donald Trump mengatakan Iran mungkin keliru telah menembak jatuh pesawat AS.
“Saya merasa sulit untuk percaya itu disengaja. Saya pikir itu bisa saja seseorang yang ceroboh dan bodoh," kata Trump. "Itu langkah yang sangat bodoh, saya bisa memberitahu Anda."tambahnya.
Ditanya apakah AS akan membalas terhadap Iran, Trump mengatakan kepada wartawan; "Anda akan segera mengetahuinya."pungkasnya.
Kantor Berita Republik Islam (IRNA) yang dikelola negara tersebut mengatakan drone itu ditembak jatuh ketika memasuki wilayah udara Iran di dekat distrik Kouhmobarak di provinsi Hormozgan.
Video militer Teheran diedit dengan musik dramatis dan diakhiri dengan teriakan "Allahu Akbar" ketika rudal dari sistem pertahanan udara menghantam drone RQ-4 Global Hawk Amerika Serikat.
Penembakan drone ini adalah konfrontasi terbaru dalam perselisihan antara Iran dan AS, yang bermula dari keputusan Donald Trump menarik Amerika dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dengan enam kekuatan dunia.