Tak Cuma Larang Kubah Mesjid, Pemerintah China Larang Restoran Pasang Logo Halal Berbahasa Arab
Sementara itu, Kelly Hammond, seorang asisten profesor di University of Arkansas yang mempelajari Muslim minoritas Hui di China mengatakan, langkah-langkah melarang simbol atau logo agama dalam bahasa asing merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan era new normal atau kenormalan baru. Menurut aplikasi pengiriman makanan Meituan Dianping, Beijing adalah rumah bagi 1.000 toko dan restoran halal yang tersebar di seluruh kawasan Muslim serta di lingkungan lainnya.
Seorang manajer di sebuah restoran yang masih memajang logo halal dalam bahas arab mengatakan, dia telah diperintahkan untuk menghapus logo tersebut. Sementara, beberapa toko besar yang dikunjungi Reuters telah mengganti logo halal dalam bahasa arab menjadi tulisan "qing zhen" yang artinya halal dalam bahasa China. Restoran lainnya memilih untuk menutupi logo halal dengan selotip atau stiker.
Komite Pemerintah Beijing untuk urusan Etnis dan Agama menolak berkomentar terkait perintah penghapusan logo halal dalam bahasa arab. Sementara, Kantor Urusan Etnis Nasional juga tidak memberikan tanggapan.
Umat Islam di China mendapatkan perhatian khusus sejak kerusuhan pada 2009 yang melibatkan sebagian besar Muslim Uighur dan mayoritas etnis China Han di wilayah paling barat Xinjiang. China menghadapi kritik keras dari negara-negara Barat dan kelompok hak asasi manusia atas kebijakannya, terutama terkait penahanan massal dan pengawasan terhadap warga Uighur dan Muslim lainnya. Pemerintah China mengatakan, kebijakan mereka di Xinjiang diperlukan untuk membasmi ekstremisme agama.***
R24/bara