Kesal, Korea Utara Sebut Pompeo Racun Diplomasi
RIAU24.COM - Diplomat top Korea Utara (Korut) mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo adalah racun yang hanya memperumit pembicaraan denuklirisasi. Ia pun memberikan dua pilihan kepada AS, dialog atau tidak sama sekali.
Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho, yang ambil bagian dalam KTT Hanoi bersama dengan Pompeo, menyebut kepala negosiator AS racun dari diplomasi yang memainkan retorika sanksi.
Ri merujuk pada pernyataan Pompeo dalam wawancara pers baru-baru ini di mana dia mengatakan sanksi akan dipertahankan sampai Korut mengambil tindakan konkret terhadap denuklirisasi.
"Dia benar-benar kurang ajar untuk mengucapkan kata-kata tanpa berpikir seperti itu yang hanya membuat kita kecewa dan skeptis, apakah kita dapat menyelesaikan masalah dengan pria seperti itu," kata Ri dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan kantor berita resmi KCNA.
Ri juga menuduh Pompeo memberikan "bayang-bayang gelap" atas pembicaraan denuklirisasi dan lebih tertarik pada ambisi politiknya daripada kebijakan luar negeri AS.
"Jika AS masih bermimpi untuk mendapatkan segalanya melalui sanksi, kita diberikan dua opsi, membiarkannya menikmati mimpi itu sampai puas, atau membangunkannya dari mimpi," kata Ri.
"Kami siap untuk berdialog atau tidak sama sekali," tegasnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat 23 Agustus 2019.
Utusan AS Stephen Biegun untuk Korut, yang memimpin pembicaraan tingkat kerja dengan Pyongyang, minggu ini berada di Seoul untuk membahas cara-cara agar negosiasi kembali ke jalurnya.
Pembicaraan denuklirisasi diperkirakan akan segera dibuka kembali. Hal itu diungkapkan wakil penasihat keamanan nasional Korea Selatan (Korsel) Kim Hyun-chong mengatakan. Ia pun memberikan penilaian yang optimis setelah bertemu Biegun pada hari Kamis kemarin.
Sumber: Sindonews