Korban Tewas Akibat Rusuh di Wamena Bertambah Jadi 23 Orang, Ini Penyebabnya
RIAU24.COM - Korban jiwa akibat rusuh di Wamena,Kabupaten Jayawijaya, Papua, terus bertambah. Awalnya, korban tewas dikabarkan sebanyak 16 orang. Namun hingga Selasa 24 September 2019 ini, angkanya bertambah menjadi 23 orang. Sedangkan korban luka-luka sebanyak 63 orang.
"Sementara didapat didata 23 (yang tewas) update terbaru di Wamena. Luka-luka 63 orang," ungkap Kapendam Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto, dilansir detik.
Sementara itu, untuk korban yang jatuh dari pihak aparat, pihaknya masih melakukan pendataan. Namun demikian, Eko memastikan kondisi di Wamena maupun di Jayapura pada hari ini sudah kondusif.
"Situasi kondusif sekarang," tegasnya.
Terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan, kebanyakan kebanyak tewas dalam rusuh Wamena, akibat terjebak dalam ruangan yang terbakar.
Ia juga tak menampik, berkemungkinan besar jumlah korban yang tewas masih akan bertambah. Sebab, proses pencarian korban di bawah puing-puing bangunan yang terbakar masih berlangsung hingga kini.
Senda dengan Eko, Kamal mengatakan situasi di Wamena saat ini telah kondusif. "Sekitar 300 pasukan Brimob dan Polres Jayawijaya yang bersiaga di sana,” terangnya, dilansir kompas.
Sementara itu, Kapolres Jayawijaya AKBP Tonny Ananda mengatakan, situasi keamanan di Wamena hingga Senin pagi telah berhasil dikendalikan aparat TNI dan Polri.
“Sebanyak 2.000 warga yang mengungsi ke tempat kami. Saat ini kami bersama TNI terus bersiaga untuk mengantisipasi adanya aksi susulan dari massa,” kata Tonny.
Sementara itu Komandan Distrik Militer 1702 Jayawijaya Letnan Kolonel Inf Candra Dianto menambahkan, sebanyak 1.500 warga yang telah mengungsi ke Markas Kodim 1702 Jayawijaya.
Tak Bertambah
Sementara itu, untuk korban jiwa akibat rusuh di Jayapura, Eko mengatakan jumlahnya masih sama dengan sebelumnya. Yakni tiga pendemo meninggal dunia, dan satu aparat TNI gugur.
Seperti diketahui, demo terjadi di dua wilayah di Papua yakni di Wamena dan Jayapura. Polisi menyebut demo disusupi oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang merupakan kelompok separatis. ***