RIAU24.COM -  Pihak kepolisian melayangkan somasi kepada Ananda Badudu. Somasi itu diduga terkait pernyataan yang dilontarkannya usai menjalani pemeriksaan. Kala itu, Ananda mengatakan banyak mahasiswa yang diproses tanpa pendampingan pengacara di Polda Metro Jaya dan diproses dengan cara-cara tidak etis.

Untuk diketahui, Ananda Badudu sebelumnya sempat ditangkap Polda Metro Jaya pada Jumat (27/9) dini hari. Ia dituduh telah menyumbangkan dana Rp10 juta kepada peserta unjuk rasa.

Lantas bagaimana tanggapan cucu ahli bahasa JS Badudu itu? Ananda menanggapi santai somasi yang dilayangkan polisi. Bahkan, ia mengaku siap dimintai keterangan lanjutan oleh kepolisian terkait hal tersebut.

“Saya menghargai somasi yang mereka (Kepolisian) layangkan kepada saya. Saya siap untuk mengikuti semua yang diminta Kepolisian sesuai dengan prosedur yang ada,” tutur Ananda Badudu di kantor Tempo, Jakarta Senin (1/10/2019) seperti dilansir Pojoksatu.id.

Untuk kepentingan itu, dirinya bahkan mengaku sudah menyiapkan tim kuasa hukum untuk mendampinginya. Karena itu, Nanda, sapaan akrabnya, memastikan bahwa dirinya tidak akan melarikan diri atau menghindari panggilan polisi.

Ia menilai, saat ini, kebenaran sudah dibelokkan. “Kebenaran itu harus disuarakan seberapa pun sulit, seberapa pun itu berisiko,” tegasnya.

Nanda lantas menyebut bahwa dirinya bukan bonek pinokio. “Saya bukan pinokio, saya akan terus menyuarakan kebenaran itu,” lanjutnya.

Dia lalu menekankan kembali kesiapannya memenuhi panggilan polisi. “Saya siap menghadapi somasi itu,” katanya.

Nanda sendiri mengaku belum mengetahui persis isi somasi yang dilayangkan kepadanya. “Saya belum baca suratnya, belum sampai di saya,” ucapnya.

Akan tetapi, ia menduga bahwa somasi itu berkaitan dengan pernyataan yang diucapkannya saat diperbolehkan pulang. “Saya tidak akan mengulang pernyataan itu, sudah terekam oleh media. Ya itulah yang saya nyatakan, yang saya tahu itu,” pungkasnya.***

 

R24/bara