RIAU24.COM -  Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, menambah daftar pihak-pihak yang menolak tawaran menteri untuk Kabinet Indonesia Maju.  Risma, demikian panggilan akrabnya, mengaku pernah ditawari menjadi menteri dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Namun ia menolak tawaran itu. Sebab, ia ingin menuntaskan kewajibannya sebagai Walikota Surabaya. 

"Pada bulan September aku ketemu dengan Bu Mega. Aku ditawari untuk menjadi menteri. Tapi sudah sampaikan ke Ibu (Mega), aku ndak," lontarnya, kepada wartawan, Rabu 23 Oktober 2019 di Balai Kota Surabaya.

Dilansir detik, meski telah menyatakan penolakan, Mega tetap memintanya untuk buru-buru memberikan jawaban. 

"Wes Mbak ojok kesusu, pokok e engkok jawabe sak gurunge Oktober ya Mbak (Udah Mbak jangan keburu, pokoknya nanti jawabannya sebelum Bulan Oktober). Kemudian aku pergi ke Korea," ujar Risma menirukan ucapan Megawati.

Untuk diketahui, tawaran kursi menteri untuk Risma tidak hanya datang sekali. Pada saat Joko Widodo menjadi presiden untuk pertama kali, ia juga pernah ditawari membantu pemerintahan. Namun kala itu Risma juga enggan mengingkari sumpah jabatannya sebagai Walikota Surabaya.

Tak hanya itu, Risma juga pernah diminta bersaing dalam Pilkada DKI Jakarta. Namun ia menolaknya. Hal sama juga dilakukannya ketika ia ditawari maju dalam ajang Pilkada Jawa Timur. 

Seperti diketahui, sebelumnya penolakan menteri juga dilontarkan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat. Sama halnya dengan Risman, Viktor mengaku ingin konsentrasi memimpin daerahnya. 

Tak hanya itu, penolakan juga pernah dilontarkan politikus PDIP, Adian Napitupulu. Dia beralasan tidak merasa mampu untuk menempati jabatan tersebut.

Adian mengaku sudah menyampaikan ketidaksediaannya kepada Presiden Jokowi. Namun, dia mengaku belum tahu sebenarnya posisi apa yang akan diberikan. Menurutnya, Jokowi menatap tajam saat dia menyatakan menolak menjadi menteri. Dia berujar dalam pertemuan itu hadir pula Menteri Sekretaris Negara Pratikno. ***