Cucu Pendiri NU Sebut Muwafiq Dibiayai untuk Adu Domba Umat Islam
RIAU24.COM - Cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Wahab Chasbullah yaitu Agus Solachul Aam Wahib alias Gus Aam ikut menangapi soal kontroversi isi ceramah yang disampaikan oleh Gus Muwafiq yang viral di media sosial beberapa waktu lalu. Dia menilai penceramah Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq itu merupakan alat adu domba umat Islam.
Demikian disampaikan Gus Aam dalam acara peringatan Maulid Nabi di kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Minggu 29 Desember 2019.
"Banyak kejadian seperti itu, sebagai contoh paling baru Pak Muwafiq itu sebenarnya mainan yang istilahnya, ada orang yang biayai dia, dia ngomong seperti itu. Padahal Muwafiq ini bukan apa-apa, kyai enggak, gus enggak. Jadi akhirnya ribut padahal itu mainan mereka-mereka itu kita diadu domba," ujarnya melansir dari CNN. Minggu 29 Desember 2019.
Sebagai informasi, isi ceramah Gus Muwafiq menjadi sorotan lantaran mengisahkan kehidupan masa kecil Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang anak yang diasuh kakek dan tanpa kedua orang tua, Gus Muwafiq menyebut Nabi Muhammad tidak terurus dengan baik.
Video ceramah yang didominasi dalam bahasa Jawa tersebut viral, dan berujung kecaman dari sejumlah kalangan. Lewat akun Instagram @gus.muwafiq, ia memberikan klarifikasi ihwal viralnya video tersebut.
Atas kejadian itu, Gus Aam meminta masyarakat tak menelan mentah-mentah informasi yang didapat. Pasalnya, ia menilai muncul gerakan-gerakan yang sengaja mengadu domba dan memecah belah umat muslim.
"Memang ada gerakan yang adu domba kita, pecah belah kita. Pertama orang ini mengkondisikan kita dulu, ketika dikondisikan tidak bisa lalu diadu domba. Adu domba tidak bisa lalu dipecah belah, tidak bisa dipecah belah maka dikasuskan, tidak bisa dikasuskan maka dibeli," tuturnya.
Maka itu, ia juga meminta seluruh umat muslim tetap hati-hati dan waspada. Masyarakat diimbau tidak mudah tersulut amarah hingga bertindak di luar batas dalam merespons informasi yang simpang siur. Menurut dia, tindakan tersebut bisa memecah belah umat muslim.
"Informasi harus jelas dan valid sumbernya, dan juga harus tabayun (penjelasan) dari sumbernya, jangan kita ikutan-ikutan komen yang tidak pada tempatnya," katanya.