Cacatan Akhir Tahun, Selamat Datang Tahun Para Milenial
Dengan banyaknya usia produktif, logikanya suatu daerah lebih maju. Hal ini tentu terjadi, bila mereka yang usia produktif tadi benar-benar produktif dengan berperan maksimal di berbagai bidang pembangunan.
Nah, tahun 2019 kita sudah dapat menyaksikan banyak figur milenial yang tampil meramaikan bursa bakal calon kepala daerah. Hanya waktu yang akan menjawab bagaimana ending dari proses politik yang berjalan baik di level partai maupun secara independen.
Jika ada yang menyoal kemampuan kalangan milenial yang tampil tersebut, rasanya tidak relevan lagi. Saat ini, beberapa figur milenial sudah membuktikan diri mampu memberikan warna berbeda dalam politik dan pemerintahan. Inovasi dan cara fikir kreatif inilah merupakan terobosan yang dinanti-nantikan masyarakat dari para milenial. Sebagai contoh kalangan milenial yang eksistensinya diapresiasi luas adalah Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.
Presiden Jokowi pun tampak sudah mulai "mendidik" para milenial ini dengan memberikan jabatan-jabatan penting di pemerintahannya terutama posisi staf khusus. Sepertinya Jokowi menyadari pentingnya membangun proses transisi kepemimpinan antargenerasi supaya transisi kekuasaan ke depan berjalan lebih damai, demokratis dan smart dimana banyaknya tokoh-tokoh muda yang sudah teruji dan dapat jadi referensi masyarakat pemilih.
Peluang untuk membuktikan diri inilah perlu ditangkap para milenial. Sebab jika tidak mau menguji diri dalam praktek kehidupan sosial, berbangsa dan bernegara, bukan mustahil pada pesta politik nanti kita akan sangat minim menyaksikan para milenial tampil berani dan memberi alternatif pilihan bagi masyarakat. Ini tentu fenomena yang tidak positif untuk bangsa ke depan karena semakin kecil figur pilihan, semakin kecil ruang demokrasi bermain, sebaliknya semakan lebar ruang konflik dan perpecahan muncul.
Inilah tantangan paling besar para milenial saat ini, berani untuk tampil dan membuktikan diri dalam kepemimpinan masyarakat. Dan inti dari tantangan itu adalah sejauh mana karakter dan mental generasi milenial sekarang dalam menyambut transisi kepemimpinan secara nasional sebagai harapan kehidupan berbangsa kelak.