Terungkap, Makanan Cepat Saji dan Manis Dapat Merusak Memori Otak Anda, Ini Penjelasannya....
RIAU24.COM - Dari McD ke KFC, Pizza Hut hingga Burger King, Krispy Kreme hingga Baskin Robbins, tidak diragukan lagi bahwa orang Indonesia sangat menyukai makanan cepat saji dan makanan yang manis.
Tapi tahukah Anda bila makanan cepat saji tersebut ternyata sangat membahayakan bagi tubuh seseorang, seperti yang diungkapkan dalam laporan Next Shark. Kita semua menyadari bagaimana makanan cepat saji dan makanan manis dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan obesitas. Namun, tahukah Anda bahwa diet barat juga bisa merusak fungsi otak dan mengontrol nafsu makan ?
Inilah yang ditemukan oleh sekelompok peneliti dari Inggris, Amerika, dan Australia dalam sebuah penelitian.
Mereka mengumpulkan 110 siswa yang ramping dan sehat antara usia 20-23 dan membaginya menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberi diet normal dan kelompok kedua diberi makanan cepat saji, wafel Belgia, dan makanan manis. Percobaan dilakukan selama 7 hari.
Setelah itu dilakukan, para peneliti menemukan bahwa kelompok yang mengikuti diet barat berkinerja lebih buruk pada tes memori dan mendambakan lebih banyak junk food hanya setelah makan seluruh makanan! Selain itu, mereka juga merasa sulit untuk berhenti karena makanan mencegah hippocampus mereka (bagian otak yang membantu dengan memori dan mengatur asupan makanan) dari berfungsi dengan baik.
“Setelah seminggu menjalani diet gaya barat, makanan yang enak seperti makanan ringan dan cokelat menjadi lebih disukai ketika Anda kenyang. Ini akan membuat lebih sulit untuk menolak, membuat Anda makan lebih banyak, yang pada gilirannya menghasilkan lebih banyak kerusakan pada hippocampus dan lingkaran setan makan berlebihan. " kata salah satu Richard Stevenson, seorang profesor psikologi.
Dia menyatakan bahwa hippocampus yang berfungsi dengan baik membantu kita memblokir ingatan yang berkaitan dengan makanan saat kita kenyang untuk menjaga kita dari keinginan untuk makan. Dalam penelitian sebelumnya dengan tikus dan hewan lainnya, telah ditemukan hubungan antara fungsi hippocampal dan junk food. Namun, menurut profesor itu, lebih banyak penelitian perlu dilakukan untuk tautan yang lebih pasti.
Namun sayang, karena berdasarkan percobaan yang dilakukan, ternyata kerusakannya dapat dibalik. Setelah tiga minggu kembali ke diet mingguan normal, kelompok eksperimen menunjukkan hasil yang sama dengan kelompok terkontrol. Ini adalah kabar baik, tetapi mempraktikkan pola makan yang sehat dan seimbang harus menjadi cara hidup kita, apa pun kondisinya. Bagaimanapun, selalu lebih baik mencegah daripada mengobati.
R24/DEV