PBB Memprediksi Kekurangan Pangan Global dan Lonjakan Harga Akan Terjadi Sejak April 2020
RIAU24.COM - Ketika efek lanjutan dari pandemi Covid-19 terus mempengaruhi satu dan semua, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) memperkirakan kekurangan pangan secara global akan terjadi pada bulan April hingga Mei 20202 karena menipisnya sumber daya.
Seperti dilansir dari sebuah artikel South China Morning Post, agensi internasional dan pakar makanan menyatakan bahwa pandemi telah mengganggu rantai pasokan makanan yang telah menyebabkan banyak makanan mengalami kenaikan harga. Gangguan ini dapat mempengaruhi negara-negara dengan struktur yang lebih lemah terutama jika terjadi pembatasan ekspor.
Berdasarkan statistik, FAO melaporkan bahwa mereka sudah mulai melihat tanda-tanda bagaimana penguncian itu mempengaruhi rantai pasokan makanan seperti misalnya perlambatan dalam industri pengiriman. Mereka mencatat bagaimana gangguan dari segi logistik, bisa menjadi kenyataan dalam beberapa bulan mendatang.
Pengamatan lebih lanjut didukung oleh Komite PBB tentang Keamanan Pangan Dunia mengatakan bahwa gangguan dalam rantai pasokan makanan dapat menyebabkan efek negatif jangka panjang dalam sistem pangan yang akan menyebabkan kerugian. Hanya dalam beberapa minggu terakhir ini, pembatasan ekspor telah diberlakukan pada makanan seperti beras dan gandum.
Krisis yang terus tumbuh telah mengguncang negara-negara pada intinya. Vietnam misalnya, pengekspor beras ketiga terbesar di dunia, menyatakan rencana pada hari Jumat (27 Maret), untuk menghemat stok beras mereka dan dengan itu menangguhkan kontrak ekspor baru mereka hingga akhir bulan. Selain mereka, Thailand melarang ekspor telur selama seminggu setelah penurunan pasokan domestik menyebabkan lonjakan permintaan dan harga dua kali lipat.
Berdasarkan laporan lain oleh CNBC, FAO juga percaya bahwa MCO dapat menghalangi pekerjaan perkebunan dan pengolah makanan yang menangani produk pertanian tidak akan dapat menggunakan produk pengolahan pertanian.