Pernyataan Pihak Sayap Kanan Asal Inggris yang Memprediksi Penyebaran Virus Corona Akan Meningkat Selama Ramadhan, Tuai Kecaman Banyak Pihak
Kelompok ini juga harus menyanggah banyak posting media sosial menyebarkan berita palsu. Di antara mereka ada tweet yang menuduh beberapa Muslim di Wembley, London barat laut, mengabaikan peraturan jarak sosial dengan berdoa di jalan.
Suriyah Bi adalah dosen di London School of Oriental and African Studies, melakukan penelitian tentang bagaimana Muslim Inggris mempersiapkan dan mengatasi virus corona. Berbicara tentang temuannya, yang sejauh ini telah mensurvei 283 orang, Bi mengatakan kepada Al Jazeera, "Menyalahkan umat Islam atas penyebaran virus sama sekali tidak berdasar, karena penelitian kami yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa 100 persen Muslim Inggris yang sejauh ini mengambil bagian dalam penelitian ini sangat mengikuti langkah-langkah menjauhkan sosial dan tidak menghadiri pertemuan keagamaan dan sosial."
Pada tahun 2018, Royal College of Psychiatrists menyuarakan keprihatinan atas rasisme yang tidak proporsional dan "signifikan, dampak negatif" pada "peluang hidup seseorang dan kesehatan mental" di masyarakat dari latar belakang Etnis Hitam dan Minoritas. Mengutip temuan-temuan dari laporan itu, Bi menyuarakan keprihatinan tambahan tentang bagaimana narasi kambing hitam dapat "menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat" sehingga dapat memperburuk "dampak sosial-psikologis" dari sebuah komunitas yang sudah di bawah tekanan.
"Kita tahu bahwa 10 dokter pertama yang meninggal karena virus [di Inggris] adalah BAME, dan populasi diketahui berisiko lebih besar terkena infeksi. Kita tidak tahu apakah faktor sosio-psikologis, termasuk yang dibawa oleh Islamofobia dan diskriminasi, meningkatkan tingkat risiko. Indikasi dari penampang data dari kesehatan mental, status sosial ekonomi dan diskriminasi menunjukkan ada korelasi. Dengan demikian, kita harus memperlakukan narasi kambing hitam sebagai risiko terhadap kesehatan masyarakat."