Meskipun Pandemi Virus Corona Mulai Mereda, Jutaan Warga Iran Terancam Hidup Kelaparan dan Jadi Pengangguran
Iran sudah menghadapi kondisi ekonomi yang sulit ketika dihantam dengan wabah koronavirus pada akhir Februari, karena efek dari harga minyak yang relatif rendah dalam beberapa tahun terakhir dan penerapan kembali sanksi Amerika Serikat tahun 2018 terhadap ekonomi.
Menurut Bank Dunia, produk domestik bruto di Iran turun 8,7 persen pada 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Alih-alih memaksakan penguncian penuh secara nasional yang akan menghentikan semua kegiatan ekonomi yang tidak penting, pemerintah malah berusaha menahan virus melalui penutupan parsial sekitar liburan tahun baru.
Ali Rabiei, seorang juru bicara pemerintah Iran, mengatakan pada 15 April bahwa "Semua keputusan dan kebijakan yang diambil selama beberapa minggu terakhir adalah untuk melindungi kesehatan dan kehidupan masyarakat, serta untuk meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. "
Pemerintah telah menyetujui beberapa langkah termasuk 10 juta rial ($ 62) pinjaman tanpa bunga untuk membantu beberapa keluarga berpenghasilan rendah. Tetapi bagi Ali Ahmadi yang berusia 25 tahun, yang bekerja sebagai barista di kota pelabuhan Bandar Abbas, ibu kota provinsi Hormozgan di Iran selatan, paket bantuan tidak cukup jauh.
"Dengan biaya hidup yang tinggi dan inflasi, jumlah pinjaman ini konyol," kata Ahmadi kepada Al Jazeera. "Kita memiliki negara kaya, mengapa kita tidak menerima dukungan yang tepat dari pemerintah?"