Kekurangan Lokasi Pemakaman, Sejumlah Warga Muslim Italia Yang Wafat Karena Corona Belum Dikuburkan
RIAU24.COM - Umat Islam di Italia saat ini sedang kesulitan menemukan tempat pemakaman untuk jenazah-jenazah korban wabah virus corona (covid-19). Kondisi ini semakin berat karena disetopnya perjalanan dari dan ke Italia.
Di Italia tercatat ada 2,6 juta penduduk memeluk agama Islam. Ini hanya 4,3 persen dari populasi warga negara Italia, berdasarkan sensus 2018. Hanya 50 dari hampir 8.000 kota di Italia yang telah menyediakan makam bagi kaum Muslimin.
"Ini telah menyebabkan situasi dramatis di Italia. Beberapa jenazah yang tersisa di kamar mayat, karena tidak ada kuburan Islam, di mana mereka dapat dimakamkan?" kata Sekretaris Jenderal Masjid Agung Roma Abdallah Redouane, dikutip Okezone dari About Islam, Senin (8/6/2020).
Sebagian besar lokasi pemakaman umat Islam terletak di wilayah Lombardy dan Emilia-Romagna. Wilayahnya di utara Italia, daerah yang paling terpengaruh virus corona.
"Hari ini lokasi ini penuh. Dalam beberapa bulan terakhir, kematian meningkat, dan demikian kebutuhan tempat pemakaman meningkat," kata Redouane.
"Kami mengajukan permintaan untuk membuka lokasi baru bagi Muslim di permakaman kota secara nasional. Sejauh ini kami berhasil membuka beberapa area baru. Tetapi ketika situasinya semakin buruk, kami masih menunggu jawaban," kata Presiden Persatuan Komunitas Islam di Italia (UCOII) Yassine Lafram.
Permakaman pertama bagi umat Islam di Italia didirikan di Trieste pada 1856. Kedua di Permakaman Flaminio di Kota Roma sejak 1974.
Pemakaman dalam agama Islam selalu sederhana tanpa prosesi rumit atau peti mati mewah. Islam sendiri menyerukan untuk menghormati manusia apakah hidup atau meninggal. Jenazah seorang Muslim harus segera dimandikan. Kemudian dipakaikan kain kafan.
Sebelum pemakaman, umat Islam harus menyolatkan jenazah. Pemakaman harus dilakukan sesegera mungkin. Hukumnya makruh jika menunda pemakaman jenazah.