Ternyata, Trump Lebih Utamankan Ini Ketimbang Beri Sanksi China Karena Kekerasan terhadap Muslim Uighur
RIAU24.COM - Meski sudah berkoar-koar akan memberikan sanksi tegas kepada China karena melakukan tindakan kekerasan terhadap minoritas Muslim Uighur, namun hingga saat ini Presiden AS Donald Trump belum juga melaksanakan ancaman itu.
Trump malah mengatakan akan menunda pemberian sanksi itu. Rupanya, ia khawatir tindakan tersebut akan mengganggu negosiasi perdagangan dengan Washington dan Beijing.
"Yah, kami berada di tengah-tengah kesepakatan perdagangan utama. Dan saya membuat banyak, potensi pembelian senilai US$250 miliar," kata Trump, seperti dilansir viva yang merangkum axios.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan, lebih dari 1 juta Muslim telah ditahan di kamp-kamp milik China. Departemen Luar Negeri AS pun menuduh China telah menyiksa Muslim di Xinjiang.
Akan tetapi, China membantah tuduhan tersebut dan mengatakan kamp-kamp itu disediakan untuk pelatihan kejuruan, serta membantu mereka memerangi ekstremisme.
Sebelumnya, sejak akhir 2018, para pejabat AS mengatakan telah mempertimbangkan sanksi terhadap para pejabat China atas dugaan penyiksaan di Xinjiang. Namun, mereka menahan diri karena pertimbangan perdagangan dan diplomatik.
Dengan kesepakatan perdagangan Fase 1 yang dinegosiasikan pada 2019 yang mulai berlaku Februari kemarin, menyatakan China setuju menggelontorkan setidaknya US$200 miliar dolar dalam pembelian barang dan jasa AS tambahan selama dua tahun. ***