Perlu Diketahui, Ini Urutan Gejala Corona Mulai dari Awal Terinfeksi
RIAU24.COM - Studi terbaru yang dilakukan oleh peneliti di University of Southern California menyebutkan jika urutan gejala virus Corona COVID-19 yang umumnya dialami pasien. Temuan tersebut memungkinkan untuk membantu mendeteksi penyakit COVID-19 dan melakukan pengobatan lebih awal pada pasien.
"Ini semacam panduan yang bagus," ujar Dr Bob Lahita, seorang profesor kedokteran yang tidak terkait dengan penelitian tersebut, dikutip Detik.com dari CBS News.
"Kami dapat mengatakan dengan aman, belajar seperti yang mereka lakukan, saya pikir itu 55 ribu pasien dari China (dalam studi baru), mereka melihat data dan melihat gejala dan menemukan bahwa urutan ini cukup dapat dijadikan patokan," lanjutnya.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis Frontier Public Health urutan gejala yang dialami pasien Corona adalah sebagai berikut:
- Demam diikuti batuk
- Mual
- Diare
"Demam itu nomor satu, diikuti batuk, diikuti nyeri, dan tidak semuanya harus muncul secara berurutan, bisa muncul bersamaan," kata Lahita tentang pengelompokan gejala Corona pertama.
Penelitian itu menegaskan tidak semua pasien mengalami gejala yang sama. Namun, temuan baru membantu menggarisbawahi bagaimana COVID-19 berbeda dari penyakit umum lainnya.
Seperti gejala demam dan batuk yang juga dikaitkan dengan penyakit lain, seperti flu, bisa dibedakan. Penelitian mencatat bahwa pada penyakit COVID-19 munculnya gejala demam dan batuk disertai gejala lain seperti gejala gastrointestinal.
Dalam siaran pers tentang studi tersebut, ilmuwan USC Peter Kuhn mengatakan bahwa memahami urutan gejala virus Corona berguna selama banyak penyakit yang dihadapi, seperti musim flu yang akan datang.
"Dokter bisa menentukan langkah apa yang harus diambil untuk merawat pasien, dan mereka bisa mencegah kondisi pasien memburuk," ujar Kuhn.
Untuk menemukan urutannya, para peneliti USC, yang dipimpin oleh kandidat doktor Joseph Larsen, memeriksa rekam medis dan data lain pada lebih dari 55.000 kasus virus Corona di China yang dikumpulkan selama rentang sembilan hari pada bulan Februari, bersama dengan lebih dari 1.000 kasus dari Desember hingga Januari. Mereka juga membandingkan temuan mereka dengan data 2.470 kasus influenza di Amerika Utara, Eropa, dan belahan bumi bagian selatan dari tahun 1994 hingga 1998.
"Penting untuk memiliki informasi ini," kata Lahita.
"Selain hal-hal yang kita semua bicarakan seperti kehilangan penciuman dan hilangnya rasa, sekali lagi, demam, batuk, nyeri otot, mual, muntah dan kemudian diare adalah indikator yang sangat baik dari fakta bahwa Anda mungkin mengidap COVID-19," sebut para peneliti.