Abaikan AS, Turki Tetap Perangi Yunani
RIAU24.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo pada hari Minggu kemarin, 16 Agustus 2020 bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. Pertemuan itu terjadi ditengah ketegangan yang terjadi antara Yunani dan Turki menguat di Laut Mediterania timur akhir-akhir ini.
Dikutip VIVA Militer dari akun twitter resminya, Mike Pompeo mengatakan, pertemuan dengan Menlu Turki itu dilakukan untuk membahas kebuntuan antara Athena dan Ankara di dekat lokasi eksplorasi sumber daya minyak dan gas yang terletak di perairan Mediterania timur.
"Membahas tentang kebutuhan mendesak untuk mengurangi ketegangan di Mediterania Timur," kata Mike Pompeo, Senin, 17 Agustus 2020.
Namun sayangnya, Pompeo tidak menjelaskan lebih jauh lagi tentang hasil pertemuan tersebut.
Sepertinya, upaya AS untuk menjadi penengah antara konflik Turki dan Yunani pun akan gagal. Ankara tetap bersikeras akan melanjutkan aktivitas eksplorasi minyak dan gas yang didukung dengan armada tempur militernya di wilayah yang diklaim oleh Yunani sebagai Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Yunani itu.
Hal itu ditegaskan oleh Menlu Turki Mevlut Cavusoglu. Cavusoglu mengatakan, dirinya telah menjelaskan kepada Pompeo titik persoalan yang sesungguhnya terjadi di Laut Mediterania timur. Dia juga telah mengisyaratkan tidak akan menghentikan aktivitasnya di Laut Mediterania timur saat ini meski mendapat penolakan keras dari Yunani dan Uni Eropa.
Menurut Cavusoglu, apa yang dilakukan oleh pemerintah Turki saat ini di Laut Mediterania timur sudah sesuai dengan ketentuan hukum internasional. Bahkan, Cavusoglu menuding Yunani sebagai provokator yang telah menyebabkan ketegangan terjadi di perairan Mediterania.
"Kami akan terus membela hak Turki dan Siprus Turki terhadap langkah provokatif pihak Yunani dan Siprus Yunani," kata Cavusoglu usai bertemu dengan Pompeo.
Sehari sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga sudah menegaskan, pihaknya tidak akan menghentikan aktivitas eksplorasi minyak dan gas dan aktivitas militernya di Laut Mediterania timur sebagaimana yang diminta oleh Yunani dan sebagian negara-negara Uni Eropa lainnya.
"Kami tidak akan pernah tunduk pada bandit di landas kontinen kami. Kami tidak akan mundur melawan bahasa sanksi dan ancaman," kata Erdogan dikutip VIVA Militer dari Reuters.