Puluhan Orang Tewas Dalam Pertempuran di Afghanistan, Pembicaraan Damai Antara Taliban dan Afganistan Tetap Dilanjutkan
RIAU24.COM - Pertempuran antara pasukan Afghanistan dan Taliban menewaskan puluhan orang di provinsi timur yang bergolak ketika negosiator dari kedua belah pihak terus maju dengan pembicaraan damai di Qatar.
Bentrokan semalam meletus di tiga distrik di provinsi Nangarhar ketika pejuang Taliban menyerang beberapa pos pemeriksaan pasukan Afghanistan dan pejuang pro-pemerintah, Ataullah Khogyani, juru bicara gubernur Nangarhar mengatakan kepada kantor berita AFP, Kamis.
Dia mengatakan sedikitnya 11 personel keamanan Afghanistan tewas dalam pertempuran di Hesarak, sementara delapan pejuang pro-pemerintah tewas di distrik Khogyani. Pejabat itu menambahkan bahwa sekitar 30 pejuang Taliban tewas dalam bentrokan itu.
Taliban belum berkomentar tentang pertempuran itu sejauh ini.
"Tidak ada serangan dari pihak kami ... Musuh terus menyerang dan menumpahkan darah warga Afghanistan," kata pelaksana tugas Menteri Pertahanan Afghanistan Asadullah Khalid.
Pertempuran terbaru terjadi ketika pemerintah Afghanistan dan Taliban terlibat dalam pembicaraan di Doha yang bertujuan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama. Perwakilan dari pemerintah Afghanistan dan Taliban memulai pembicaraan tatap muka pada hari Senin setelah berbulan-bulan penundaan karena perjanjian pertukaran tahanan yang kontroversial antara kedua belah pihak.
Negosiasi tersebut adalah hasil dari kesepakatan antara Taliban dan Amerika Serikat yang ditandatangani pada Februari, yang juga membuka jalan bagi penarikan semua pasukan asing pada Mei 2021. Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad mengatakan meskipun pembicaraan meningkatkan harapan agar perang berakhir di negara itu, banyak tantangan tetap ada.
"Ini adalah fase baru dalam diplomasi untuk perdamaian di Afghanistan," kata Khalilzad pekan lalu.
"Negosiasi ini merupakan pencapaian penting, tetapi ada ... tantangan signifikan dalam perjalanan untuk mencapai kesepakatan."