Dikritik Keras oleh Turki, Dubes Israel Tinggalkan Ruang Aula PBB, Presiden Erdogan: Rakyat Palestina Menentang Kebijakan Israel
RIAU24.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan turut saat Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-75 memberikan kritik keras yang ditujukan kepada Israel atas kebijakannya terhadap Palestina.
Karena disinggung Erdogan, utusan Israel untuk PBB, Duta besar Gilad Erdan yang hadir secara tatap muka meninggalkan aula.
"Tangan kotor yang mencapai privasi Yerusalem, tempat-tempat suci tiga agama besar hidup berdampingan, terus meningkatkan keberaniannya," kata Erdogan menyindir Israel, dilansir Rmol.id dari Anadolu Agency, Rabu 23 September 2020.
"Rakyat Palestina telah menentang kebijakan penindasan, kekerasan, dan intimidasi Israel selama lebih dari setengah abad," kata Erdogan.
Dia menegaskan, Turki tidak akan mendukung rencana apa pun yang tidak disetujui oleh rakyat Palestina. Termasuk "Kesepakatan Abad Ini" yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Erdogan menilai, proposal Trump untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah merupakan dukungan pada Israel untuk hanya memberikan wilayah Gaza bagi Negara Palestina.
"Partisipasi beberapa negara di kawasan dalam permainan ini tidak berarti apa-apa selain melayani upaya Israel untuk mengikis parameter dasar internasional," kata dia lagi.
Pernyataan Erdogan sendiri merujuk pada keputusan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain yang melakukan kesepakatan damai dengan Israel.
"Negara-negara itu telah menyatakan niat mereka untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem, yang melanggar resolusi PBB dan hukum internasional, hanya membuat konflik semakin rumit dengan tindakan mereka," jelas Erdogan.
Dia menekankan, konflik hanya dapat diselesaikan dengan pembentukan negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan bersebelahan berdasarkan perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
"Mencari solusi selain ini sia-sia, sepihak dan tidak adil," tutupnya.