Imbas Pandemi, Ribuan Petani Kopi Menjerit Karena Rendahnya Permintaan
RIAU24.COM - Produsen dan petani kopi Indonesia menyerukan dukungan, termasuk pembiayaan dan penyerapan produk, untuk mengatasi efek pandemi yang mengerikan pada permintaan kopi di hulu. Rahmah dari Koperasi Ketiara Aceh Tengah, Rabu, mengatakan sekitar 400 ton kopi disimpan di reso gudang, 150 ton di antaranya belum terjual. Resi gudang adalah sistem pembiayaan yang memungkinkan petani kecil untuk menyimpan hasil panen mereka di gudang sebagai jaminan pinjaman, dengan imbalan tanda terima.
“Petani sudah berjuang. Mereka mau jual tapi harga yang ditawarkan rendah, ”kata Rahmah dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). “Eksportir juga mengalami kesulitan. Mereka ingin mengekspor, tapi tidak ada pembeli. ”
Hendarman, anggota Koperasi Tani Indonesia (KPI) Bengkulu, menggemakan sentimen tersebut, menyoroti kebutuhan mendesak akan dukungan keuangan. “Bagian paling krusial adalah hulu [porsi industri]. Harus ada lembaga pembiayaan yang berfungsi sebagai off taker sehingga ada jaminan penyerapan produk kopi yang dihasilkan, ”ujarnya.
Indonesia, produsen kopi terbesar keempat di dunia, mengalami kontrak belanja rumah tangga sebesar 5,51 persen tahun ke tahun (yoy) pada kuartal kedua tahun ini karena ekonomi menyusut sebesar 5,32 persen yoy, data Statistik Indonesia (BPS) menunjukkan. Pengeluaran rumah tangga yang lebih rendah telah memengaruhi konsumsi kopi.
Namun, meski terjadi pandemi, data Organisasi Kopi Internasional (ICO) menunjukkan bahwa ekspor kopi Indonesia tumbuh 1,1 persen year-on-year (yoy) menjadi 668.000 kantong 60 kilogram pada Juli tahun ini. Statistik, bagaimanapun, belum mewakili gangguan yang dialami dalam rantai pasokan kopi negara, karena pejabat pemerintah telah mengakui kebutuhan untuk membiayai industri kopi lokal dengan lebih baik selama gangguan tersebut.
“Presiden sudah menginstruksikan saya untuk mencari cara untuk menyerap produk pertanian ini, karena belum sepenuhnya terserap oleh pasar domestik dan ekspor,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam webinar tersebut.